Ini Kisah Warga Palestina yang Jadi Tahanan Israel

- 28 November 2020, 19:01 WIB
Ilustrasi Palestina dan Israel.
Ilustrasi Palestina dan Israel. //Jorge Villalba//Pixabay

 

WARTA PONTIANAK - Selama jadi tahanan Israel, seorang warga Palestina Maher al-Akhras mengungkapkan aksi mogok makan dilakukan sebagai bentuk upaya protes terhadap kebijakan rasis Israel.

"Saya melakukan pemogokan (untuk mengungkap kebijakan pendudukan Israel) dan saya berhasil melakukannya, kami tidak bisa diam tentang ketidakadilan yang dipraktikkan terhadap kami ini,” ungkapnya.

Ia juga mengaku ia dan tahanan lainnya tidak memiliki senjata apapun, hanya miliki tekad dan kemauan.

Baca Juga: Israel Batasi Aktivitas Warga Palestina Sejak 2007

"Kami tidak memiliki senjata tetapi kami memiliki kemauan dan tekad yang kuat untuk menghadapi pendudukan dan kebijakan rasisnya," katanya.

Dari pengakuannya, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Pengakuan Warga Palestina yang Jadi Tahanan Israel: Saya mengalami Hari-Hari yang Sulit" ada sekitar 4.400 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, termasuk 39 wanita, 155 anak-anak, dan sekitar 350 tahanan administratif.

Penahanan administratif adalah penahanan tanpa dakwaan dan sidang untuk jangka waktu hingga enam bulan yang dapat diperpanjang.

Al-Akhras mengatakan selama ditahanan di penjara Israel, ia dan tahanan lainnya menjadi sasaran "kejahatan paling keji Israel."

Baca Juga: Israel akan Bantu Palestina Sediakan Vaksin Corona untuk Warga Jalur Gaza

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x