Buka Kantor di Florida, Trump Tak Terima Hasil Pilpres AS

- 26 Januari 2021, 17:02 WIB
Joe Biden dan Donald Trump, demorat vs republik perdebatkan anggaran
Joe Biden dan Donald Trump, demorat vs republik perdebatkan anggaran /twitter @JoeBiden, @DonaldTrump

WARTA PONTIANAK – Pilpres Amerika Serikat seakan tak ada habisnya. Kendati sudah memiliki presiden terpilih yakni Joe Biden, namun presiden sebelumnya yang kalah dalam Pilpres yakni Donald Trump seakan tak habis ide mengkritik pemerintahan sah saat ini.

Pada Senin 25 Januari 2021, waktu setempat, Trump membuka kantor di Florida yang akan menangani tugasnya sebagai mantan presiden Amerika Serikat dan berusaha untuk melanjutkan agenda pemerintahannya.

"Kantor akan bertanggung jawab untuk mengelola korespondensi, pernyataan publik, penampilan, dan kegiatan resmi Trump untuk memajukan kepentingan Amerika Serikat dan untuk menjalankan agenda pemerintahan Trump sebelumnya melalui advokasi, pengorganisasian, dan aktivisme publik," katanya dilansir dari Antara, Selasa 26 Januari 2021.

Baca Juga: Staf Biden: Ternyata Trump Tak Punya Metode Distribusi Vaksin

Pengumuman tentang pembukaan kantor Trump di Florida itu muncul pada hari yang sama ketika Dewan Perwakilan Rakyat AS mengirimkan kepada Senat sebuah klausul untuk pemakzulan Trump.

Dewan Perwakilan Rakyat AS menuduh Trump dalam pidatonya telah menghasut para pendukungnya untuk tindakan pemberontakan sebelum serangan mematikan di gedung Capitol pada 6 Januari. Sidang Senat AS untuk perihal tersebut diperkirakan akan dimulai pada 9 Februari.

Dalam sambutan perpisahan pada hari terakhirnya sebagai presiden AS pada Rabu lalu, Trump mengatakan kepada para pendukungnya: "Kita akan kembali dalam bentuk lain." Trump tidak muncul di depan umum sejak terbang pada hari itu dari Gedung Putih ke resor Mar-a-Lago miliknya di Palm Beach, Florida.

Baca Juga: Keluar dari Gedung Putih, Ini Pesan Melania Trump untuk Orang Amerika

Wall Street Journal memberitakan bahwa Trump, sebelum meninggalkan kantor, berbicara dengan rekan-rekannya tentang pembentukan partai politik yang disebut "Partai Patriot".

Sebelum meninggalkan jabatannya, Trump telah berupaya menempuh jalur hukum untuk membatalkan kekalahannya dari kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden dalam pemilu 3 November.

Baca Juga: Joe Biden Batalkan Rencana Donald Trump Mencabut Pembatasan Penerbangan Pelancong dari Inggris 

Namun, upaya Trump gagal setelah ia secara keliru mengklaim bahwa telah terjadi kecurangan dalam pemilihan umum presiden AS tersebut.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x