Sebelum penaklukannya oleh tentara Muslim pada tahun 635, kota Bizantium adalah rumah bagi salah satu konstelasi situs suci Kristen yang menghiasi garis pantai Laut Galilee.
Di bawah pemerintahan Muslim, Tiberias menjadi ibu kota provinsi di kerajaan Islam awal dan berkembang menjadi terkenal.
Baca Juga: 8.700 Lansia Meninggal, Gubernur Cuomo Kecam Penanganan Covid-19 Era Kepemimpinan Donald Trump
Khalifah awal membangun istana di pinggirannya di sepanjang tepi danau. Tetapi hingga saat ini, sedikit yang diketahui tentang masa lalu Muslim awal kota itu.
Gideon Avni, kepala arkeolog Israel Antiquities Authority, yang tidak terlibat dalam penggalian, mengatakan penemuan itu membantu menyelesaikan perdebatan ilmiah tentang kapan masjid mulai menstandarkan desainnya, menghadap ke arah Mekah.
“Dalam temuan arkeologi, sangat jarang ditemukan masjid-masjid purba,” kata Avni, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Guardian.
Sejak awal tahun lalu, pandemi virus corona telah menghentikan penggalian, dan rerumputan, tumbuhan herbal, dan gulma yang subur tumbuh di atas reruntuhan. Universitas Ibrani dan mitranya di Institut Arkeologi Protestan Jerman berencana untuk memulai kembali penggalian bulan depan.
Penggalian awal situs tersebut pada 1950-an membuat para sarjana percaya bahwa bangunan itu adalah pasar Bizantium, yang kemudian digunakan sebagai masjid.
Baca Juga: Ditengah Pandemi Covid-19, Saham American Airlines Malah Melonjak 50 Persen
Tetapi saat penggalian Cytryn-Silverman dilakukan lebih dalam, di bawah lantai ditemukan koin dan keramik yang diletakkan di dasar fondasi yang dibuat dengan kasar membantu penanggalannya sekitar tahun 660-680 M.