3000 Warga Myanmar Kabur ke Perbatasan, Perdana Menteri Thailand : Kami Siap Melindungi!

- 30 Maret 2021, 20:48 WIB
Kudeta militer Myanmar
Kudeta militer Myanmar /Dok.Reuters/

Aktivis menuduh pihak berwenang Thailand mendorong para pengungsi kembali, tetapi Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha membantah klaim tersebut dan mengatakan pemerintahnya siap untuk melindungi siapa pun yang melarikan diri dari pertempuran.

“Belum ada pengungsi yang masuk. Kami bertanya kepada mereka yang menyeberang ke Thailand apakah mereka memiliki masalah di daerah mereka,” ungkap Prayuth.

“Saat mereka mengatakan tidak masalah, kami hanya meminta mereka untuk kembali ke tanah mereka, kami tidak menggunakan kekuatan apa pun dan siap menolong orang yang terluka," lanjut Prayuth.

Sementara itu, polisi Thailand mengatakan mereka telah mencegat 10 paket yang berisi 112 granat dan 6.000 butir amunisi di provinsi utara Chiang Rai yang ditujukan ke kota perbatasan terkenal di Myanmar, Tachileik.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Akan Jatuhkan Sanksi Atas Kudeta Militer Myanmar

Militer Myanmar selama beberapa dekade membenarkan cengkeramannya pada kekuasaan dengan mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya institusi yang mampu menjaga persatuan nasional.

Ia merebut kekuasaan dengan mengatakan bahwa pemilihan November 2020 yang dimenangkan oleh partai Peraih Nobel Aung San Suu Kyi adalah penipuan, dan pernyataan tersebut dibantah oleh komisi pemilihan.

Tetapi, kritik asing dan sanksi Barat telah gagal mempengaruhi para jenderal militer Myanmar.

Dikabarkan, Aung San Suu Kyi tetap ditahan di lokasi yang dirahasiakan dan banyak tokoh lain di partainya juga ditahan oleh militer Myanmar.***

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah