Taliban juga membuat komitmen untuk membahas perdamaian. Tetapi pembicaraan yang terputus-putus dengan perwakilan pemerintah yang didukung AS tidak menghasilkan kemajuan, dengan para pemberontak tampaknya berniat meraih kemenangan militer.
Dilansir dari Al Jazeera, yang melaporkan bahwa sumber pemerintah mengatakan pemerintah telah menawarkan Taliban bagian kekuasaan selama kekerasan berhenti.
Baca Juga: 6 Orang Ditangkap saat Memunculkan Slogan Anti Islam di India
Juru bicara pemerintah tidak segera memberikan komentar dan tidak jelas sejauh mana tawaran yang dilaporkan berbeda dari persyaratan yang telah dibahas pada pembicaraan yang macet di Qatar.
Sementara, di Washington, seorang pejabat pertahanan AS pada hari Rabu 11 Agustus 2021 dikutip dari intelijen AS mengatakan, bahwa Taliban dapat mengisolasi Kabul dalam 30 hari dan mungkin mengambil alih dalam waktu 90 hari.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan AS dan mendesak para pemimpin Afghanistan untuk memperjuangkan tanah air mereka.
Taliban berisiko mengisolasi negara itu jika mereka benar-benar merebut kendali secara keseluruhan.
"Upaya untuk memonopoli kekuasaan melalui kekerasan, ketakutan, dan perang hanya akan mengarah pada isolasi internasional," kata kuasa usaha di kedutaan AS, Ross Wilson melalui laman Twitternya
Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan, Berlin tidak akan memberikan dukungan keuangan ke Afghanistan jika Taliban mengambil alih dan memperkenalkan hukum agama syariah.
Baca Juga: Paus Fransiskus Diancam Bunuh Melalui Tiga Peluru dalam Amplop, Ini Isi Suratnya