Pejuang Taliban Rebut Kota Ghazni yang Strategis di Afganistan usai Pasukan AS Ditarik Joe Biden

- 12 Agustus 2021, 19:59 WIB
Militan Taliban menyerahkan senjata mereka setelah bergabung dengan program rekonsiliasi dan reintegrasi pemerintah Afghanistan, di Herat, 30 Januari 2012.
Militan Taliban menyerahkan senjata mereka setelah bergabung dengan program rekonsiliasi dan reintegrasi pemerintah Afghanistan, di Herat, 30 Januari 2012. /Reuters/Mohammad Shoiab/

Kekerasan juga telah menimbulkan kekhawatiran di Eropa, karena akan lebih banyak pengungsi yang tiba di sana. Jerman, Belanda dan Swiss mengatakan mereka tidak akan, untuk saat ini, mendeportasi warga Afghanistan yang mencari suaka. 

Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan sebelum mereka digulingkan pada tahun 2001 karena menyembunyikan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden.

Generasi baru warga Afghanistan, yang telah dewasa sejak 2001, khawatir bahwa kemajuan yang dicapai di bidang-bidang seperti hak-hak perempuan dan kebebasan media selama dua dekade terakhir akan hilang.

Di sisi lain, PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir, dan Komite Palang Merah Internasional mengatakan sekitar 4.042 orang yang terluka telah dirawat di 15 fasilitas kesehatan sejak 1 Agustus.

Namun, pada Rabu 11 Agustus 2021 waktu setempat, Taliban membantah menargetkan atau membunuh warga sipil dan menyerukan penyelidikan.***

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x