Kasus Dugaan Suap yang Melibatkan Presiden Guatemala Dimulai Penyelidikannya

- 4 September 2021, 14:36 WIB
Ilustrasi bendera kebangsaan Guatemala
Ilustrasi bendera kebangsaan Guatemala /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Jaksa di Guatemala telah memulai penyelidikan atas tuduhan bahwa pengusaha Rusia membayar suap kepada Presiden Guatemala Alejandro Giammattei untuk mendapatkan dermaga di salah satu pelabuhan utama negara itu.

Juan Luis Pantaleon, juru bicara kantor jaksa agung Guatemala mengatakan, jaksa anti-korupsi telah membuka penyelidikan, menggaris bawahi bahwa Giammattei saat ini tidak sedang diselidiki karena tidak ada proses pemakzulan yang dimulai.

Patricia Letona, juru bicara Giammattei mengatakan, kantor Kepresidenan tidak segera berkomentar mengenai masalah tersebut.

Tuduhan itu awalnya diajukan di depan umum oleh Juan Francisco Sandoval, yang adalah kepala Kantor Penuntut Khusus Guatemala Melawan Impunitas (FECI) sampai dia dipecat oleh Jaksa Agung Guatemala Maria Porras pada bulan Juli 2021 lalu.

Baca Juga: China dan AS Dikabarkan Gagal Jalin Kesepakatan tentang Perubahan Iklim

Menurut Sandoval, empat pengusaha Rusia dengan kepentingan pertambangan di Guatemala mengirim suap di dalam karpet pada bulan April 2021 lalu guna memuluskan aksinya untuk mencari ruang dengan mendirikan dermaga di pelabuhan Karibia Santo Tomas de Castilla.

Namun, perusahaan pertambangan yang berbasis di Guatemala yang terkait dengan orang-orang itu membantah bahwa ada suap yang telah dibayarkan.

Sandoval, yang melarikan diri dari Guatemala pada Juli 2021 lalu mengatakan, dia dipecat setelah jaksa agung mencegahnya mencoba menyelidiki kasus korupsi yang terkait dengan Giammattei. 

Kantor jaksa agung juga mengatakan pada hari Jumat 3 September 2021 waktu setempat, bahwa surat perintah telah dikeluarkan untuk penangkapan Sandoval atas dugaan pelanggaran jabatan dan menghalangi proses pidana.

Baca Juga: Inggris Tiba-tiba Kekurangan Pasokan Makanan, Ada Apa Ya?

Kasus suap yang terkait dengan Giammattei adalah yang terbaru dari serangkaian tuduhan korupsi yang menelan Presiden di negara Amerika Tengah baru-baru ini.

Pendahulu Giammattei, Presiden Jimmy Morales menghadapi kemungkinan penuntutan setelah badan anti korupsi yang didukung PBB yang dikenal sebagai CICIG menuduhnya melakukan korupsi, tetapi ia selamat ketika Kongres Guatemala memilih untuk tidak memakzulkannya pada tahun 2017.

Dua tahun sebelumnya, presiden sebelumnya, Otto Perez, dipaksa mengundurkan diri dan dipenjara dalam kasus korupsi jutaan dolar yang dipimpin oleh CICIG. Morales pada 2018 mengizinkan mandat CICIG berakhir dan mengusir kelompok itu dari Guatemala.***

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah