Baca Juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Menghadapi Kekerasan dan Pemerasan
Ini telah bergabung dengan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Johnson&Johnson, Sinopharm dan Sinovac dalam daftar yang disetujui WHO.
Peneliti China Li Jingxin Li dan Zhu Fengcai menyebut, peluncuran Covaxin dapat meningkatkan kapasitas produksi global yang terbatas, dan meningkatkan pasokan vaksin yang tidak mencukupi, yang secara tidak proporsional mempengaruhi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Namun, mereka menyebutkan batasan tertentu untuk penelitian ini, dengan mengatakan bahwa karena uji coba dilakukan hanya di India, sehingga ada kelompok studi yang kurang beragam secara etnis.
Baca Juga: Kelompok HAM Tuding Myanmar Blokir Bantuan kepada Warga Sipil yang Terlantar
Studi juga dilakukan antara November 2020 dan Januari 2021, sebelum varian virus Delta yang lebih menular menyebar luas.
Terlepas dari tanggal uji coba, para peneliti yang terlibat dapat mengidentifikasi pasien mana yang terinfeksi varian Delta. Untuk sub kelompok ini, penelitian menemukan bahwa Covaxin masih memberikan perlindungan terhadap Covid-19, tetapi sedikit kurang efektif.***