Badai Topan Dahsyat Porak Porandakan Bangunan dan Akibatkan Kehancuran Parah di Filipina

- 18 Desember 2021, 14:29 WIB
ilustrasi topan yang menyerang Filipina
ilustrasi topan yang menyerang Filipina /WikiImages/pixabay

WARTA PONTIANAK - Lebih dari 18 ribu tentara dan personel darurat bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan di Filipina, setelah topan dahsyat yang menyebabkan kerusakan parah melanda di wilayah tengah dan selatan negara tersebut pada tahun 2021 ini. 

Pengerahan belasan ribu tentara pada hari Sabtu 18 Desember 2021, dan orang-orang di daerah yang terkena dampak memohon kebutuhan dasar.

Badai, yang dikenal secara lokal sebagai Odette adalah topan super ketika menghantam pulau timur Siargao pada hari Kamis 16 Desember 2021 beberapa waktu lalu, menyusul angin berkelanjutan maksimum 195 kilometer per jam (120 mil per jam).

Baca Juga: Permintaan Melonjak, Intel Peringatkan Kekurangan Chip Bertahan Sampai 2023

Lebih dari 300 ribu warga setempat terpaksa meninggalkan rumah mereka ketika badai topan melanda wilayah tengah dan selatan negara itu. Terjangan topan tersebut juga memutuskan komunikasi di banyak daerah dan menjatuhkan tiang listrik beton.

Mark Timbal, juru bicara badan bencana nasional Filipina mengatakan "telah terjadi kerusakan parah" di pulau Siargao serta di kota Surigao di pulau tetangga Mindanao.

"Komunikasi masih terputus di Siargao dan Surigao," katanya seperti dikutip dari AFP, Sabtu 18 Desember 2021.

Penjaga Pantai Filipina juga telah mengunggah foto akibat bencana topan di media sosial, dan foto tersebut berisi suasana kota Surigao yang bangunannya porak poranda akibat terjangan topan, dengan atap bangunan yang terlepas, struktur kayu hancur dan pohon-pohon palem dilucuti dari daunnya.

Baca Juga: Bunuh dan Mangsa 31 Orang, Pria Kanibal di Texas Terancam Hukuman 2.675 Tahun Penjara

Di Dinagat, sebuah provinsi pulau di sebelah barat Siargao, Wakil Gubernur Nilo Demerey mengatakan, bahwa badai itu telah menewaskan sedikitnya enam orang.

“Odette sangat kuat,” kata Demerey, menggunakan nama lokal untuk topan tersebut seperti dikutip dari ABS-CBN, Sabtu 18 Desember 2021.

"Warga berusaha memperbaiki rumah mereka karena bahkan pusat evakuasi kami dirobohkan. Mereka tidak bisa mencari perlindungan di tempat lain, semuanya hancur,” lanjut Demerey.

“Pulau Siargao, Surigao dan Dinagat mengalami nasib yang sama – kami memohon bantuan,” tambahnya.

Sementara, di Kota Surigao, tiga orang lainnya dilaporkan tewas pada hari ini, sehingga jika ditotalkan, jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 21 jiwa.

Baca Juga: Ahli Geologi Temukan Ratusan Jejak Kaki Dinosaurus Terpelihara dengan Baik di Polandia

“Orang-orang yang kami ajak bicara mengatakan mereka membutuhkan air, obat-obatan, tempat tinggal, dan barang-barang dasar seperti selimut dan tikar tidur. Banyak rumah sakit di daerah ini sebagian rusak. Beberapa pasien di sana juga membutuhkan makanan, obat-obatan dan perbekalan lainnya,” bunyi laporan Aljazeera dari ibu kota Filipina

“Tapi masalahnya di sini adalah titik perjalanan – bandara dan pelabuhan – sebagian besar telah hancur," lanjut laporan itu.

Para pejabat masih berusaha untuk menilai tingkat kerusakan, termasuk jumlah orang yang meninggal, tetapi upaya itu terhambat oleh kerusakan jalur komunikasi.

Mereka yang selamat “bersyukur masih hidup”, kata Alindogan, “tetapi mereka takut akan bulan-bulan mendatang karena mata pencaharian mereka telah dilenyapkan sepenuhnya”.

“Banyak daerah yang terkena dampak, Siargao, Bohol, Leyte, perlahan pulih dari pandemi ini. Ini adalah provinsi yang sangat bergantung pada pariwisata untuk mata pencaharian mereka. Ini juga merupakan area yang sama yang selama beberapa bulan terakhir memiliki insiden kelaparan tertinggi, karena penguncian dan resesi, dan mereka berharap dapat mulai pulih secara ekonomi,” tutup laporan itu.

Baca Juga: Militer Uganda Jadikan Pemimpin Oposisi Bobi Wine Tahanan Rumah

Badan Cuaca Filipina mengatakan, setelah menyerang pulau Palawan pada hari Jumat 17 Desember 2021 kemarin, topan Rai telah muncul di atas Laut Cina Selatan pada hari Sabtu 18 Desember 2021 dan menuju ke Vietnam.

"Topan Rai melanda Filipina di akhir musim topan, kebanyakan siklon biasanya berkembang antara Juli dan Oktober," ujar juru bicara Badan Cuaca Filipina, Sabtu 18 Desember 2021.

Seperti diketahui, pra ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa topan menjadi lebih kuat dan menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim yang didorong oleh manusia.

Filipina merupakan salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim, dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya menyapu bersih panen, rumah dan infrastruktur di daerah yang sudah miskin.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah