Permintaan Melonjak, Intel Peringatkan Kekurangan Chip Bertahan Sampai 2023

- 16 Desember 2021, 14:12 WIB
ILUSTRASI chip.*
ILUSTRASI chip.* /PIXABAY/

WARTA PONTIANAK - Kekurangan chip global akan berlangsung hingga tahun 2023. Chief Executive Officer (CEO) Intel Patrick P. Gelsinge mengatakan, akan menekankan bahwa permintaan terus melonjak di tengah pandemi virus corona bahkan ketika produsen semikonduktor terburu-buru untuk memperluas produksi.

CEO perusahaan AS itu juga mengharapkan, agar kesenjangan pasokan yang besar tetap ada meskipun industri semikonduktor berebut untuk menanggapi lonjakan selera.

Eksekutif tersebut mengunjungi Malaysia saat Intel mengumumkan investasi sebesar 7,1 juta dollar AS atau setara Rp102 miliar untuk memperluas kemampuan manufaktur back-end dan lini pengemasan canggih di negara itu selama 10 tahun ke depan. Gelsinger mengharapkan langkah tersebut untuk menciptakan lebih dari 4.000 pekerjaan baru.

Baca Juga: Bunuh dan Mangsa 31 Orang, Pria Kanibal di Texas Terancam Hukuman 2.675 Tahun Penjara

Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia telah menandai paket tersebut pada hari Senin 13 Desember 2021 lalu dengan mengatakan, bahwa fasilitas tersebut akan berada di Bayan Lepas, dekat bandara internasional di negara bagian pulau utara Penang.

Intel mengandalkan Malaysia untuk beberapa operasi pengemasan chipnya, langkah terakhir yang kritis dalam proses manufaktur semikonduktor.

Gelsinger mengatakan dorongan industri untuk membangun kapasitas sejak pandemi dimulai hampir dua tahun lalu akan memakan waktu setidaknya tiga tahun untuk membuahkan hasil.

"Kekurangan semikonduktor secara keseluruhan cukup signifikan dan industri semikonduktor tumbuh sekitar 5% per tahun sebelum Covid-19," katanya pada konferensi pers yang menggambarkannya sebagai industri sekitar 500 miliar dollar AS atau setara Rp7,2 triliun pada saat itu seperti dikutip dari Nikkei Asia, Kamis 16 Desember 2021.

Baca Juga: Ahli Geologi Temukan Ratusan Jejak Kaki Dinosaurus Terpelihara dengan Baik di Polandia

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Nikkei Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x