11 Tentara Mesir Tewas dalam Serangan di Pos Pemeriksaan Sinai

- 8 Mei 2022, 21:43 WIB
IIlustrasi : Mesir telah memerangi pemberontakan yang dipimpin Daesh di Sinai sejak 2013
IIlustrasi : Mesir telah memerangi pemberontakan yang dipimpin Daesh di Sinai sejak 2013 /Clker-Free-Vector-Images/Pixabay

WARTA PONTIANAK – Sedikitnya 11 tentara, termasuk seorang perwira, tewas dalam serangan gerilyawan di bagian utara Semenanjung Sinai, Mesir yang sedang bergolak.

Dalam sebuah pernyataan militer setempat menyebutkan bahwa gerilyawan tersebut menyerang stasiun pompa air di sebelah timur Terusan Suez. Sayangnya tidak disebutkan rincian tentang lokasi itu.

Dalam pernyataan tersebut mengatakan, jika pasukan keamanan bentrok dengan gerilyawan yang menyerang. Setidaknya lima tentara lainnya terluka dalam serangan itu. Saat ini, pasukan sedang mengejar gerilyawan di daerah terpencil di Sinai.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penyergapan pada Sabtu 7 Mei 2022. Apalagi, serang tersebut merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan keamanan Mesir dalam beberapa tahun terakhir.

Peristiwa serangan tersebut mendapat kecaman dari Arab Saudi.

Baca Juga: Kuliner Ramadan: Sup Lentil, Hidangan Populer Sejak Zaman Mesir Kuno Disertai Cara Pembuatannya

Dilansir dari Arab News, Kerajaan Arab Saudi menegaskan dukungannya untuk Mesir dalam menghadapi semua ancaman terhadap keamanan dan stabilitasnya, kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Kementerian menambahkan pihaknya menghargai peran angkatan bersenjata Mesir dalam menghadapi serangan oleh organisasi teroris.

Pekan lalu, tersangka militan meledakkan pipa gas alam di kota Bir El-Abd, Sinai Utara, yang menyebabkan kebakaran, beruntung tidak ada korban jiwa.

Mesir telah memerangi pemberontakan yang dipimpin Daesh di Sinai sejak 2013.

Baca Juga: Tim Arkeolog Temukan Dua Patung Sphinx Raksasa Berusia 3.300 Tahun di Mesir

Para militan itu telah melakukan sejumlah serangan, terutama menargetkan pasukan keamanan dan orang-orang Kristen.

Laju serangan militan di teater operasi utama Sinai dan di tempat lain telah melambat sejak Februari 2018, ketika militer melancarkan operasi besar-besaran di Sinai serta bagian dari Delta Nil dan gurun di sepanjang perbatasan barat negara itu dengan Libya.

Pertarungan melawan gerilyawan di Sinai sebagian besar terjadi secara tersembunyi dari mata publik, dengan wartawan, non-penduduk dan pengamat luar dilarang dari daerah tersebut.

Baca Juga: Mesir Akhirnya Miliki Kedai Kopi Unggulan Indonesia

Konflik juga telah dijauhkan dari resor wisata di ujung selatan semenanjung. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah