Penelitian Beberkan Paus dan Lumba-lumba di Perairan Amerika Kehilangan Habitatnya akibat Perubahan Iklim

- 11 Oktober 2023, 10:30 WIB
Ikan paus kehilangan makanan dan habitat akibat perubahan iklim
Ikan paus kehilangan makanan dan habitat akibat perubahan iklim /freepik - @rawpixel.com/

WARTA PONTIANAK - Paus, lumba-lumba, dan anjing laut yang hidup di perairan AS menghadapi ancaman besar dari pemanasan suhu laut, kenaikan permukaan laut, dan penurunan volume es laut yang terkait dengan perubahan iklim, menurut penelitian terbaru.

Para peneliti di National Oceanic and Atmospheric Administration meneliti lebih dari 100 spesies mamalia laut Amerika dan menemukan lebih dari 70 persen dari spesies tersebut rentan terhadap ancaman, seperti hilangnya habitat dan makanan, akibat dampak pemanasan air. Dampaknya juga mencakup hilangnya oksigen terlarut dan perubahan kimia laut.

Para ilmuwan menemukan bahwa paus besar seperti paus bungkuk dan paus sikat Atlantik Utara termasuk yang paling rentan terhadap perubahan iklim, dan paus bergigi serta lumba-lumba lainnya juga berisiko tinggi.

Baca Juga: Tiga Militan Hizbullah Dibunuh Israel di Lebanon, Konflik Berpotensi Meluas

Penelitian yang dipublikasikan bulan lalu di jurnal PLOS ONE ini merupakan bukti bahwa cara AS mengelola paus dan lumba-lumba perlu beradaptasi di era perubahan iklim, kata aktivis mamalia laut.

Beritanya suram, namun penilaian ini juga merupakan penilaian pertama yang hanya melihat stok mamalia laut yang dikelola oleh AS dan hasilnya dapat membantu memberikan informasi kepada pengelola laut federal tentang cara melindungi hewan yang rentan, kata Matthew Lettrich, ahli biologi dan penulis utama laporan tersebut.

“Seiring dengan perubahan iklim, kita sudah melihat beberapa dampaknya, dan beberapa populasi mamalia laut kita lebih rentan terhadap perubahan tersebut dibandingkan populasi lainnya,” kata Lettrich. “Berdasarkan penelitian ini, kami melihat banyak orang yang sangat rentan.”

Para peneliti mempelajari mamalia laut yang hidup di Samudera Atlantik Utara bagian barat, Teluk Meksiko, dan Laut Karibia. Hewan-hewan tersebut dikelola oleh Dinas Perikanan Laut Nasional, badan pemerintah federal yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan perlindungan sumber daya kelautan.

Para ilmuwan mengamati tingkat paparan hewan terhadap perubahan iklim dan sensitivitas serta kapasitas untuk beradaptasi terhadapnya. Mereka menemukan 72 persen dari saham-saham tersebut sangat rentan terhadap perubahan iklim, dengan kurang dari setengahnya masuk dalam kategori “sangat tinggi”.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x