Begini Nasib Perusahaan yang Mendukung Israel di Qatar

- 3 November 2023, 17:54 WIB
Ilustrasi Qatar
Ilustrasi Qatar /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Sebuah toko kue populer asal Prancis yaitu Maître Choux kehilangan kontrak dengan Qatar setelah seruan boikot atas sikap pemiliknya yang pro-’Israel’ di tengah pembantaian keji di Jalur Gaza, Palestina.

Manajemen Doha Oasis mengumumkan penutupan permanen dan pemutusan kontrak dengan sang pemilik karena dukungan kuatnya terhadap penjajah ‘Israel’, ketika rezim Zionis tersebut terus melancarkan salah satu bencana terburuk dalam sejarah dan pembantaian terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Kemenlu RI Berhasil Evakuasi Empat WNI dari Gaza Palestina

Pendirinya, Prancis Jeremie Vaislic mendapat kecaman setelah secara terbuka menulis pesan-pesan provokatif pro-Israel dan rasis di akun Instagram-nya serta menampilkan sentimen xenofobia.

Vaislic membagikan video Pasukan Penjajah Israel (IOF) menculik dan mengikat warga sipil Palestina di belakang mobil, sambil memutar musik keras dan tertawa. “Militer IDF memutar musik untuk teroris di bagasi,” tulisnya sambil menambahkan tiga emoji tertawa.

Sejak dimulainya perang, pasukan pendudukan Israel (IOF dan IDF) telah menyebabkan sedikitnya 9.061 warga gugur, termasuk 3.7660 anak-anak dan 2.326 perempuan.

Tak hanya roti Prancis yang berdampak. Masyarakat Qatar juga melancarkan kampanye boikot terhadap cabang Pura Vida Miami di Doha setelah CEO Pura Vida Miami mempublikasikan pendiriannya yang pro-’Israel’ dan menyebut warga Palestina sebagai “teroris”.

Pura Vida, sebuah kafe populer yang terletak di Pulau Al Maha, menghadapi gelombang seruan boikot dalam beberapa hari terakhir setelah CEO-nya membuat pernyataan pro-’Israel’ setelah Zionis melancarkan pemboman mematikan dan dilarang oleh internasional di Gaza.

Baca Juga: Alasan Dukung Palestina, Emoji Semangka Ramai di Media Sosial

Omer Horev membagikan gambar bendera ‘Israel’ dengan slogan: “Sekarang dan selamanya, kami berdiri bersama rakyat ‘Israel’!”

Kafe yang berbasis di Miami ini membuka cabang di Pulau Al Maha di kota Lusail akhir tahun lalu, yang berfungsi sebagai hotspot bagi pengunjung asing dan lokal.

Hubungan kafe tersebut dengan ‘Israel’ baru mencuat pekan ini setelah ada unggahan Horev beredar di media sosial. Dalam unggahanya, Horev menggambarkan orang-orang Palestina sebagai “teroris” sebelum postingan lain menyebut Hamas sebagai “binatang”.

Di bawah gulungan tersebut, Horev berkomentar: “Ini adalah hari yang kelam. Berdoalah untuk ‘Israel’.”

Publik Qatar dengan cepat merespons di media sosial dengan seruan untuk memboikot perusahaannya, Pura Vida. Beberapa orang menyebut pembukaan cabang tersebut di Doha sebagai “pengkhianatan terhadap perjuangan negara Islam.”

“Beraninya! Dia terus memprovokasi orang-orang Arab sambil terus mengambil untung dari uang mereka,” kata seorang pengguna media sosial lokal yang marah di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Pengguna media sosial lainnya meminta pihak berwenang Qatar untuk menutup permanen cabang kafe di Qatar.

“Malunya kami kalau Kementerian Perdagangan tidak menutupnya. Hal ini sejalan dengan hukum menghina dan memprovokasi masyarakat. Restoran ini harus ditutup dan dihapus dari Qatar,” kata seorang pengguna Qatar yang prihatin.

Marks & Spencer (M&S) yang telah lama menjadi sasaran boikot, kini kembali menudai badai seruan penutupan cabangnya di Timur Tengah. Marks & Spencer masuk daftar boikot setelah merilis iklan Natal yang dianggap oleh banyak orang mengandung pesan-pesan anti-Palestina, ketika jutaan warga Gaza menghadapi genosida ‘Israel’ dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutunya.

M&S yang mengunggah video dengan tagar bejudul “#LoveThismasNotThatmas” memperburuk keadaan warga Qatar yang melihatnya sebagai referensi terselubung melawan kelompok perlawanan Palestina.

Baca Juga: Angkut Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, TNI Siapkan Dua Pesawat Hercules

Tak lama setelah publik ramai, Marks & Spencer menghapus postingan kontroversial tersebut dari akun Instagram resmi mereka. Bagi mereka yang mengetahui sejarah Marks & Spencer, kontroversi ini mungkin tidak mengejutkan. Sebab perusahaan ini berasal dari hubungannya dengan Zionisme dan ‘Israel’.***

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x