(Eksklusif) Namanya Ada di Manifest Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Paulus Kollo: Saya Naik Kapal

12 Januari 2021, 00:14 WIB
Paolus Yulius Kollo dan Indra Wibowo menunjukkan tiket pesawat Sriwijaya Air SJ 182 /Dika Febriawan/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Paulus Yulius Kollo ( 24) warga Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini lolos dari peristiwa kecelakaan maut pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu.

Ditemui di rumah kerabatnya di kawasan Jalan Haji Rais A. Rahman, Kecamatan Pontianak Kota, tim Warta Pontianak langsung mewawancarai Paulus Yulius Kollo.

Saat itu Paulus dan rekannya Indra Wibowo (asal Aceh) merupakan pekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi hendak berangkat menuju Pontianak dengan dari Makassar Sulawesi Selatan dengan membeli tiket yang ditanggung oleh kantor dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.

Baca Juga: Jangan Percaya Hoaks! Empatilah Pada Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182

“Saya saat itu bersama Indra berangkat dari Makassar menuju Pontianak dengan transit ke Bandara Suekarno Hatta menggunakan Sriwijaya Air SJ 589 pada 4 Januari 2020,” ujar Paulus Yohanes Kollo.

Karena untuk menuju ke Pontianak harus menunggu waktu 3 hari membuat Paul sapaan akrabnya ini harus menginap di rumah rekannya di Jakarta.

“Saya menginap di rumah teman di Jakarta, karena dari jadwal keberangkatan tanggal 9 Januari 2021 pukul 7.00 WIB namun ada pemberitahuan dari maskapai keberangkatan dimundurkan pukul 14.30 WIB, dengan nomor penerbangan SJ 182,” tambahnya.

Sebelum berangkat, Paul bersama rekannya tersebut harus menjalani tes swab yang diminta pihak petugas bandara mengingat persyaratan keberangkatan harus melampirkan Swab PCR, untuk menuju Pontianak.

Baca Juga: Setop Spekulasi! Kemenhub Pastikan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Laik Terbang

“Saya dan teman langsung melakukan tes swab di rumah sakit terdekat, namun saya kaget melihat harga swab yang mencapai Rp 2 juta sehingga saya langsung menelfon kantor dengan diarahkan untuk menggunakan kapal karena biaya swab terbilang mahal,” katanya.

Saat Paul mengecek keberangkatan Kapal ternyata ada keberangkatan sore hari sehingga ia bersama rekannya memutuskan untuk menggunakan kapal laut.

“Saya dan indra langsung booking tiket kapal. Saya ingat nama Kapalnya KM Lawit, namun selama perjalanan tidak ada sinyal sama sekali,” tambahnya.

Baca Juga: Besok, Basarnas Fokus Cari Korban dan Kotak Hitam Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Saat berada di muara dekat dengan dermaga, Paul pun mendapatkan notifikasi telepon dari orang tuanya di Kupang, karena khawatir Paul pun menelfon kedua orang tuanya tersebut.

“Saya pas liat hp banyak notifikasi telepon dari orang tua, dapat sinyal saya langsung telepon orang tua, di situ saya dengar bapak saya nangis,” bebernya.

Nama Paulus memang ada dalam manifest Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, namun tidak jadi berangkat akibat mahalnya harga Swab PCR dan memutuskan menggunakan moda transportasi laut.***

 

Editor: M. Reinardo Sinaga

Tags

Terkini

Terpopuler