Wakili Kalbar, Margaretha Mala dan Jarot Winarno Raih KEHATI Award 2020

- 27 November 2020, 17:34 WIB
Logo Kehati
Logo Kehati /kehati.or.id/

Kategori ini diraih oleh Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana dari Bali dengan kegiatan konservasi bambu lokal Bali menjadi nilai ekonomi dengan melakukan sosialisasi dimulai dari pembibitan, budidaya, teknik tebang pilih buluhnya, pengolahan rebung serta pendampingan ekonomi berkelanjutan.

Kegiatan budidaya bambu tabah sudah dilakukan secara intensif sejak 17 tahun lalu, setelah selesai dilakukan pengkajian tahun 2003. Pembinaan juga dilakukan mulai tahun 2010 melalui 2 sistem, yaitu hulu dan hilir, dimana kegiatan di hulu (on-farm) meliputi aktivitas petani dari pembibitan, penanaman dan budidaya yang baik, sampai panen rebung dan buluh bambu. Sedangkan kegiatan di hilir (off-farm) adalah pengelolaan Koperasi yang anggotanya adalah para petani dan istri petani pembudidaya bambu tabah.

Baca Juga: Kira-Kira Berapa Jumlah Pohon di Kota Pontianak?

Lokasi kegiatan yang dikembangkan dapat ditemui pada dua wilayah utama, yaitu di Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan, meliputi 14 desa, dengan jumlah petani ± 800 petani. Rata-rata petani tersebut memiliki 10-50 rumpun, dengan luasan tertanam sekitar 80 ha.

Kategori Citra Kehati adalah penghargaan untuk perorangan atau kelompok/organisasi dari kalangan media dan komunikasi massa (termasuk jurnalis media cetak dan elektronik) serta pekerja seni dan budaya. Kategori ini diraih oleh Samsudin dari Jawa Barat dengan kegiatan dongeng keliling menggunakan sepeda, mengunjungi 13 provinsi untuk edukasi mengenai pelestarian satwa langka Indonesia pada anak- anak.

Samsudin adalah seorang guru SD Inpres yang berdomisili di Jawa Barat. Dia rela meninggalkan pekerjaannya agar dapat mengedukasi anak-anak melalui media wayang kardus. Samsudin merupakan sosok yang sederhana, berkeinginan kuat, dan konsisten untuk mendongeng walaupun dengan kondisi atau sumber daya terbatas. Cita- citanya sangat kuat untuk mengenalkan kekayaan alam Indonesia ke generasi muda, terutama terkait isu pelestarian satwa langka. Samsudin merasa isu pelestarian satwa langka yang dia bawakan semakin relevan di tengah pandemic covid-19 ini.

Baca Juga: Polisi Libatkan Seluruh Instansi, Atasi Permasalahan Prostitusi Anak

Kemampuan dan kegigihan Samsudin dalam mendongeng patut diapresiasi. Dimulai dari tahun 2016, Samsudin menjangkau 13 provinsi seperti Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jateng, Jatim, NTB, Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumut, DI Aceh dan Kaltim. Walau dengan keterbatasan dana, Samsudin tetap berkeliling Indonesia untuk mendongeng tentang konservasi satwa liar kepada anak-anak.

Kategori Tunas Kehati diberikan kepada perseorangan atau kelompok remaja nusantara, atau mahasiswa. Kategori ini diraih oleh Margaretha Mala, Pengrajin Muda Tenun Dayak, Kalimantan Barat yang mengusung Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi) melalui kegiatan “Nenun”.

Margaretha Mala adalah sosok yang dekat dengan tumbuhan – tumbuhan di daerahnya. Kecintaannya terhadap tenun juga sangat besar. Mala berhasil memadukan keduanya melalui inovasi kegiatan yang dia bangun, yakni Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua* (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi). Kegiatan ini sangat unik dan menarik, karena selain menitikberatkan pada pada aspek tradisi, kegiatan ini juga tetap berfokus pada kegunaannya. Melalui kegiatan ini, Mala mampu melestarikan adat istiadat sekaligus memberdayakan perekonomian kaum perempuan di daerahnya.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah