BP2MI Pontianak: 6 Calon PMI yang Diamankan di Perbatasan Negara Merupakan Korban Sindikat Perdagangan Orang

WARTA PONTIANAK – Enam Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat yang dicegah kepergiannya ke Malaysia menggunakan jalur tikus, merupakan korban dari sindikat pengiriman PMI secara illegal atau perdagangan orang.

Mereka diamankan petugas Pamtas Yonif 642/Kapuas di kawasan hutan di Perbatasan Negara Indonesia – Malaysia yang masuk dalam wilayah Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Minggu 24 Januari 2021.

“Awalnya keenam PMI ini diajak rekannya di kampung berinsial J, untuk bekerja di salah satu perusahaan sawit di Malaysia. Masing-masing dari mereka harus menyetorkan uang Rp7 juta,” ujar Kasi Pengasawasan dan Perlindungan Balai Pengawasan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pontianak, Andi Kusuma Irfandi, saat diwawancara awak media, Senin 25 Januari 2021.

Baca Juga: Masuk Malaysia Melalui Jalur Tikus, 6 Calon PMI Asal Lombok Diamankan di Perbatasan Negara

Baca Juga: Tangguhkan Penerimaan PMI, Kepala BP2MI Sesalkan Kebijakan Taiwan

Dari keterangan para korban, keenam PMI ini berangkat dari Nusa Tenggara Barat ke Kalimantan Barat pada 26 Desember 2020 lalu.

Sesampainya di Pontianak, para PMI ini bermalam di salah satu penginapan selama satu minggu sebelum bertolak ke tempat penampungan di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, selama 3 minggu.

“Mereka (PMI) sempat bermalam di rumah penampungan di Balai Karangan selama 3 minggu dan setelah itu mereka pun diminta rekannya berinisial J untuk pergi menghampirinya di Malaysia, melalui jalur tikus. Namun belum masuk ke negara tetangga, 6 PMI ini langsung terjaring razia petugas pamtas,” tambahnya.

Baca Juga: Satgas Pamtas Yonif 642 Amankan 4 PMI Ilegal dan puluhan Botol Miras di Perbatasan Negara