Network
"Mereka meminta sebuah kajian akademis dari kita bagaimana caranya untuk mengatasi kelangkaan BBM yang sekarang menjadi masalah nelayan," jelasnya.
Didik menilai jika sebagai besar mereka terlibat sebagai perempuan yang memang sebagian besar merupakan istri dari para nelayan.
"Selama ini mereka lebih sering berada di rumah, dan mereka mencari tambahan rezeki dengan mengolah ikan hasil tangkapan suaminya untuk dijadikan ikan asin," terangnya.
Untuk kedepannya kata Didi, UNU akan mengedukasi mereka untuk membuat produk-produk olahan dari hasil laut, sehingga tidak hanya mengolah ikan asin saja.
"Produk-produk yang akan diajarkan kepada mereka nantinya seperti pengolahan tepung ikan, kerupuk ikan atau produk lainnya yang dari bahan ikan, termasuk juga cara kemasan produk, hingga bagaimana strategi pemasarannya," ungkapnya.
Dikatakannya apa yang dikeluhkan oleh komonitas itu akan dikaji dan dipelajari lagi lebih lanjut, dan langkah apa yang nanti akan dilakukan oleh UNU.
Baca Juga: Dua Tenaga Kesehatan di Kiwirok Belum Ditemukan Pasca Pembakaran Puskesmas oleh KKB
Apalagi dimasa pandemi Covid-19 sekarang ini ada bantuan dari pemerintah untuk para pelaku UMKM, jika usaha itu aktif dikelola baik secara perorangan maupun dilakukan secara kelompok, maka bantuan UMKM itu akan mudah didapat untuk membantu usaha mereka.
Ditempat yang sama, Wakil Rektor UNU bidang Kerjasama, Jasmin Haris menyambut baik kedatangan sejumlah pengurus Komunitas Perempuan Nelayan kabupaten Mempawah di UNU Kalbar terkait carut-marut distribusi BBM di Mempawah.
"UNU akan menindaklanjuti keluhan dari masyarakat nelayan ini dengan melakukan riset secara mendalam," pungkasnya.***
