"Di Pulau Maya itu kan ada angin kencang, dan gerimis, jadi bangunan sekolah kami sudah lama, kayu-kayu juga banyak yang rapuh. Makanya kami evakuasi anak-anak ke perpustakaan karena perpustakaan bangunan baru. Apalagi para guru takut bangunan roboh, sehingga anak-anak kami evakuasi ke perpustakaan," jelasnya.
Tri juga menjelaskan bahwa evakuasi siswa bukan hanya kali ini dilakukan, tetapi setiap hujan dan angin kencang siswa selalu dievakuasi, mengingat bangunan SD tersebut dirasa sudah tidak lagi kokoh.
"Kalau goyang, guru-guru jalan jak sudah goyang, apalagi anak-anak lari -lari, papan papan pun banyak yang rapuh juga, nah karna sebab itulah ada angin kencang kami takut bangunan itu roboh, makanya kami evakuasi siswa ke perpustakaan, setiap angin kencang dan hujan pasti siswa kami pindahkan," tuturnya.
"Tetapi kata dinas terkait, tahun ini dapat jatah pembangunan gedung baru, dan mudah-mudahan segera terealisasi, karena kami pun sangat menunggu," tutupnya. ***