Network
WARTA PONTIANAK – Salah seorang petani cabai Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Rettok mengeluhkan turunnya harga cabai dalam beberapa waktu belakangan ini.
"Saya sebagai petani heran, kenapa harga cabai saat ini turun. Biasanya harga berkisar Rp50 ribu hingga Rp60 ribu perkilogramnya. Namun saat ini hanya Rp30 ribu perkilogram. Apakah persediaan cabai di pasaran melimpah,” ungkap Rettok kepada wartawan, Senin 28 Agustus 2023.
Sebagai petani cabai, tentunya dengan kondisi harga cabai yang turun seperti saat ini membuat petani malas untuk menanam (bertani, red) cabai. Ditambah lagi dengan harga pupuk dan pestisida yang harganya cukup mahal di pasaran.
"Biasanya turunnya harga cabai tidak lama, hanya beberapa hari saja. Tetapi saat ini, penuruan harga cabai sudah hampir satu bulan lebih. Apalagi varietas cabai juga berpengaruh di pasaran terhadap harga cabai, sementara harga pupuk di pasaran mahal. Sementara jika cabai tidak di pupuk hasilnya tidak maksimal. Bahkan pestisida untuk perawatan cabai juga terbilang masih mahal terhadap kantong para petani ini," ungkapnya.
Melihat semangat para petani cabai khususnya di Tanjung Gunung yang masih cukup tinggi, Ia berharap harga cabai cepat kembali normal supaya petani cabai tetap semangat.
"Berharapnya saya sebagai petani cabai ini, agar harga cabai kembali normal. Agar kami kawan-kawan petani tetap semangat, karena itu mata pencaharian kami ni," tukasnya.
Di lain tempat, Kepala Bidang Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kayong Utara, Aan Ekanata membenarkan hal tersebut.
Baca Juga: Minimnya Infrastruktur Pengendalian Air, Petani Cabai di Tanjung Gunung Terancam Gagal Panen
Menurutnya, saat ini ada perubahan mekanisme pasar, yang bisa disebabkan oleh beberapa hal. Sehingga harga cabai menurun.
