Heboh Perang Intelijen FPI VS Polisi, Mantan Wakil Kepala BIN Beberkan Analisisnya

8 Desember 2020, 22:24 WIB
Imam Besar FPI, Habib Rizieq di tengah kerumunan simpatisan dan pendukungnya. / /ANTARA/Livia Kristianti./

WARTA PONTIANAK – Jagat media massa dan sosial di Indonesia, dibuat heboh pada Senin 7 Desember 2020 dini hari, akibat kasus penembakan terhadap enam orang Laskar Pembela Islam (LPI) sebagai sayap organisasi Front Pembela Islam (FPI) di tol Jakarta –Cikampek KM 50.

Sejumlah analisis pun bermunculan, mulai dari tragedi penembakan hingga banyak perang intelijen antara BIN serta Kepolisian melawan mereka yang mengatasnamakan intelejen FPI. Pembahasan ini pun membanjiri linimasa baik twitter dan facebook.

Atas kasus itu, Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali pun angkat bicara. Ia membeberkan operasi intelijen yang diketahuinya semasa menjabat dahulu.

As’ad menjelaskan, operasi intelijen ada yang disebut misi penjejakan fisik yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan orang yang tengah dipantau.

Baca Juga: Beredar Video 5 Detik yang Diklaim Penembakan 6 Anggota Laskar FPI, Ini Faktanya

Petugas polisi yang saat itu membuntuti iring-iringan mobil Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq disebut sedang menjalankan misi tersebut.

"Terjadinya aksi kekerasan antara beberapa anggota Polri dengan FPI di Karawang, mengusik saya untuk berbagi ilmu tentang 'penguntitan'. Istilah yang lazim dalam dunia intelijen adalah 'penjejakan fisik' atau 'physical surveillance'. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan lawan," ujar As'ad Said Ali dalam akun Facebook-nya, sebagaimana dikutip Warta Pontianak dari Pikirankyat-Bekasi.com pada Selasa, 8 Desember 2020 dalam artikel berjudul : Strategi Intelijen untuk Buntuti Habib Rizieq Ketahuan, Mantan Petinggi BIN Bocorkan Analisisnya

Ia melanjutkan, jika target yang dipantau curiga, harusnya penjejak a membatalkan misi atau menghentikan mobil sembari berpura-pura terjadi kesalahpahaman.

"Kalau lawan curiga, penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil, tetapi tetap berpura-pura tidak menjejaki yang bersangkutan, misalnya mengatakan ada kesalahpahamanan," beber As'ad.

Baca Juga: Kapolri Perintahkan Brimob Berjaga di Mako, Pospol, Asrama, RS Polri hingga Wilayah Basis FPI

As'ad menilai, jika dalam menjalankan misi penjejakan fisik terjadi kekerasan dan pembunuhan, maka penjejak memiliki misi lain selain memantau target atau petugas melakukan kecerobohan.

"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam," runut As'ad.

Terlepas dari itu,As'ad mendoakan agar tim penjejak atau petugas di lapangan yang membuntuti iring-iringan mobil Habib Rizieq dapat transparan menjelaskan kasus dengan jernih.

"Semoga tim bisa menjelaskan apa yang terjadi demi 'kebenaran'. Rakyat enggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman Covid-19," tutur As'ad Said Ali.

Baca Juga: Muhammadiyah Minta Insiden FPI Bukan Celah Tutupi Kasus Korupsi

Dari data yang dihimpun, As'ad Said Ali menjabat Wakil Kepala BIN selama 11 tahun terhitung dari tahun 2000 sampai 2011.

As'ad Said Ali menjabat sebagai Wakil Kepala BIN dalam tiga jabatan presiden yang berbeda, yakni Abudrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebagai informasi, Kapolda Metro Jaya membenarkan jajarannya tengah membuntuti iring-iringan mobil Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab saat itu dalam upaya melakukan penyelidikan.

Namun, petugas yang saat itu berada di lapangan mendapat serangan dari Laskar FPI. Petugas Polda Metro Jaya yang saat itu berada di lapangan menembak mati enam orang Laskar FPI dan simpatisan Habib Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan.

Baca Juga: Pangdam Jaya Mengaku Didatangi FPI

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro Jaya.

Sebab melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan, Petugas Polda Metro Jaya lantas menembak enam orang Laskar FPI dan simpatisan Habib Rizieq Shihab.

"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.***  

Baca Juga: Dituding Intai Habib Rizieq, BIN Buka Suara

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: PR BEKASI

Tags

Terkini

Terpopuler