Mekanisme Sidang Isbat yang Perlu Kamu Ketahui

9 Maret 2024, 22:00 WIB
Ilustrasi sidang isbat. /Pikiran-Rakyat.com/Fian Afandi.

WARTA PONTIANAK – Sidang Isbat merupakan forum resmi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia untuk menetapkan awal bulan puasa Ramadhan, Syawal (Idul Fitri), dan Zulhijjah (Idul Adha) bagi seluruh umat muslim di Indonesia. 

Dengan mekanisme ini, Indonesia berupaya menciptakan kesatuan di tengah keragaman metode penentuan awal bulan Hijriyah yang dianut oleh ormas-ormas Islam.

Proses Sidang Isbat melibatkan serangkaian tahap yang rinci

Tahap 1

Pemaparan Hasil Hisab. Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, yang terdiri dari para ahli astronomi dan ilmu falak, terlebih dahulu memaparkan hasil perhitungan posisi hilal (bulan sabit) awal bulan Hijriyah yang ingin ditetapkan.

Perhitungan ini didasarkan pada ilmu hisab (perhitungan astronomis). Tahap ini umumnya bersifat terbuka dan disiarkan secara langsung untuk disimak oleh masyarakat luas.

Tahap 2

Sidang Tertutup dan Pembahasan Laporan Rukyatul Hilal. Setelah sholat Magrib, Kemenag menggelar sidang tertutup yang diikuti oleh berbagai pihak terkait.

Mereka membahas laporan rukyatul hilal, yaitu hasil pengamatan hilal yang dilakukan oleh tim Kemenag di 134 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain laporan tersebut, data hisab yang dipaparkan sebelumnya turut menjadi bahan pertimbangan dalam sidang ini.

Tahap 3

Konferensi Pers dan Pengumuman Hasil Sidang Isbat. Tahap akhir dari Sidang Isbat adalah konferensi pers yang mengumumkan keputusan final mengenai penetapan awal bulan Hijriyah yang menjadi bahasan.

Baca Juga: Tentukan Awal Ramadhan 1444 H, Kemenag akan Gelar Sidang Isbat

Keputusan inilah yang nantinya menjadi patokan nasional untuk dimulainya ibadah puasa dan perayaan hari raya bagi seluruh muslim Indonesia.

Landasan dan Manfaat Sidang Isbat

Pelaksanaan Sidang Isbat didasarkan pada semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam).  Dengan adanya forum ini, perbedaan pendapat mengenai penentuan awal bulan Hijriyah yang dianut oleh ormas-ormas Islam bisa diminimalisir. 

Hal ini tentu saja menjaga kesatuan umat muslim Indonesia dalam menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. 

isbatBaca Juga: Tetapkan Idul Fitri 1444 Hijriyah, Kemenag akan Gelar Sidang Isbat 20 April 2023

Selain itu, Sidang Isbat turut memberikan kepastian dan ketertiban dalam pelaksanaan ibadah.  Dengan adanya keputusan nasional yang dihasilkan dari forum ini, masyarakat muslim Indonesia memiliki pegangan yang jelas mengenai kapan harus memulai puasa dan merayakan hari raya. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon

Tags

Terkini

Terpopuler