Baca Juga: Kapolri Perintahkan Brimob Berjaga di Mako, Pospol, Asrama, RS Polri hingga Wilayah Basis FPI
As'ad menilai, jika dalam menjalankan misi penjejakan fisik terjadi kekerasan dan pembunuhan, maka penjejak memiliki misi lain selain memantau target atau petugas melakukan kecerobohan.
"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam," runut As'ad.
Terlepas dari itu,As'ad mendoakan agar tim penjejak atau petugas di lapangan yang membuntuti iring-iringan mobil Habib Rizieq dapat transparan menjelaskan kasus dengan jernih.
"Semoga tim bisa menjelaskan apa yang terjadi demi 'kebenaran'. Rakyat enggak usah ikut ikutan, jaga diri dari ancaman Covid-19," tutur As'ad Said Ali.
Baca Juga: Muhammadiyah Minta Insiden FPI Bukan Celah Tutupi Kasus Korupsi
Dari data yang dihimpun, As'ad Said Ali menjabat Wakil Kepala BIN selama 11 tahun terhitung dari tahun 2000 sampai 2011.
As'ad Said Ali menjabat sebagai Wakil Kepala BIN dalam tiga jabatan presiden yang berbeda, yakni Abudrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebagai informasi, Kapolda Metro Jaya membenarkan jajarannya tengah membuntuti iring-iringan mobil Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab saat itu dalam upaya melakukan penyelidikan.
Namun, petugas yang saat itu berada di lapangan mendapat serangan dari Laskar FPI. Petugas Polda Metro Jaya yang saat itu berada di lapangan menembak mati enam orang Laskar FPI dan simpatisan Habib Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan.