Network
WARTA PONTIANAK - Seiring perkembangan internet dan media sosial kata buzzer diterapkan kepada orang atau akun media sosial tertentu yang mempromosikan kandidat, tokoh, ataupun bermain isu.
Baca Juga: Rocky Gerung sebut Yang Perlu Direvisi Isi Kepala Jokowi bukan UU ITE
Sarana yang digunakan para buzzer biasanya melalui akun media sosial dengan banyak pengikut seperti twitter, facebook, instagram, dan media sosial lainnya. Mereka umumnya selalu online dan terkadang bisa secara cepat memberikan tanggapan kepada warganet dan cepat mem-viralkan tokoh, atau isu tertentu.
Baca Juga: Sindir Moeldoko, Rocky Gerung: Masa Jenderal Mau Kudeta Mayor?
Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai jika kemmpuan kekuasaan itu sangat mengandalkan perbuzzeran.
"Bahkan ada peternakan Buzzer di Istana," jelasnya.
Karena, kata Rocky tidak ada kalimat efektif yang datang dari presiden atau dari jubir, sehingga istana memaksimalnya pakai buzzer, dan buzeer tersebut justru menghalangi pikiran yang jernih.
Baca Juga: Gibran-Bobby Menang, Rocky Gerung “Nyinyir” Lagi: SBY dan Megawati Gagal, Belajarlah Sama Jokowi
"Menurut saya para buzzer yang ada itu adalah ciri khas adanya perbudakan politik di istana," tutupnya.
