Seorang Ayah Kaget saat Terima Tagihan Rp210 Juta untuk Belanja Game Putrinya

- 3 Januari 2022, 13:44 WIB
Ilustrasi main game online.
Ilustrasi main game online. /Adv/ShopeePay/Pinterest/

Hal itu dikarenakan semakin banyak anak muda yang terpapar transaksi semacam itu dengan meningkatnya digitalisasi.

Perusahaan yang berurusan dengan pembayaran digital sekarang memperingatkan orang tua untuk mengatur pemberitahuan di dompet elektronik mereka untuk mengawasi dan waspada terhadap pengeluaran anak-anak mereka.

Keberhasilan gim video fantasi role-playing China Genshin Impact, yang telah menghasilkan lebih dari US$2 miliar atau sekira Rp21 triliun sejak diluncurkan pada September 2020, telah dinodai oleh kritik atas sistem pembelian dalam gimnya.

Baca Juga: Seorang Tahanan yang Kabur dari Sel Polrestro Bekasi Kota Ditemukan Tewas di Sungai

Putri Lim, seorang siswa di sekolah International Baccalaureate, akan menghabiskan hingga S$300 (Rp3 juta) untuk membeli barang-barang acak ini. Dengan setiap pembelian, dia berharap mendapatkan item yang akan meningkatkan avatarnya.

Untuk alasan ini, Genshin Impact telah dilarang di negara-negara seperti Belgia, yang memandang mekanisme "gacha" permainan sebagai bentuk perjudian.

"Gacha" adalah kata dalam bahasa Jepang yang mengacu pada mesin penjual otomatis yang membagikan mainan secara acak, biasanya terkandung dalam kapsul plastik.

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat.com berjudul "Seorang Ayah Terkejut Saat Menerima Tagihan Rp210 Juta untuk Belanja Game yang Dilakukan Anaknya"

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah