Dipicu Harga Minyak Brent Ditutup Naik Akibat Peluncuran Vaksin Lambat

- 30 Januari 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi wilayah penambangan minyak. Harga minyak meningkat setelah Donald Trump Klaim Kemenangan
Ilustrasi wilayah penambangan minyak. Harga minyak meningkat setelah Donald Trump Klaim Kemenangan /PIXABAY/ID

WARTA PONTIANAK - Harga minyak ditutup naik pada penutupan Jumat (Sabtu 30 Januari 2021, pagi) setelah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat, di tengah kekhawatiran akibat varian baru Virus Corona dan peluncuran vaksin yang lambat.

Ternyata keputusan ini diimbangi sentimen bullish karena pemotongan pasokan minyak Arab Saudi dan turunnya persediaan minyak AS.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret turun 14 sen menjadi menetap di 52,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik 35 sen menjadi ditutup pada 55,88 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca Juga: Kenali 10 Manfaat Minyak Hati Ikan Cod, Nomor 4 dan 8 Tak Banyak Diketahui

Harga minyak Brent telah berfluktuasi selama berhari-hari antara 55 dolar AS dan 56 dolar AS per barel, WTI bergerak antara 52 dolar AS dan 53 dolar AS per barel.

"Pembatasan di sisi permintaan karena penguncian diimbangi oleh pengurangan pasokan yang cukup di sisi lain. Ini mencegah harga jatuh atau naik ke tingkat yang signifikan," kata Analis Energi Commerzbank Research, Carsten Fritsch, dalam sebuah catatan pada Jumat 29 Januari 2021, dilansir dari Antara.

"Jumlah vaksinnya tidak ada," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, di New York. Selain itu, dia mengatakan paket stimulus ekonomi AS mungkin tidak datang cukup cepat untuk mendukung pasar.

Baca Juga: Begini Penampakan Tumpahan Minyak dan Serpihan yang Diduga Milik Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mendesak kongres untuk mengambil tindakan cepat atas proposal bantuan COVID-19 senilai 1,9 triliun dolar AS.

"Tidak ada waktu untuk penundaan," kata Biden. “Bisa memakan waktu satu tahun lebih lama untuk kembali ke pekerjaan penuh jika kita tidak bertindak dan tidak bertindak sekarang.”

Jajak pendapat Reuters menunjukkan harga minyak diperkirakan akan melayang di sekitar level saat ini untuk sebagian besar tahun 2021 sebelum pemulihan memperoleh traksi k menjelang akhir tahun.

Baca Juga: Sering Gunakan Minyak Jelantah, Ini Bahaya yang Mengancam Kesehatan Anda

Arab Saudi akan memangkas produksi sebesar satu juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret. Kepatuhan atas pembatasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, meningkat pada Januari.

Produksi minyak OPEC naik pada Januari, sebuah survei Reuters menemukan, setelah OPEC+ menyetujui pelonggaran pembatasan pasokan.

Baca Juga: Gunakan Minyak Kelapa untuk Sunburn Boleh Tidak ya? Yuk Simak Penjelasan dari Ahli

Namun, kenaikan tersebut kurang dari jumlah yang disetujui berdasarkan kesepakatan, dengan penurunan ekspor Nigeria yang tidak disengaja membatasi peningkatan tersebut.

Penarikan 9,9 juta barel dalam persediaan minyak AS minggu lalu dan perkiraan penurunan kecil dalam produksi minyak AS pada Februari memberikan dukungan terhadap harga minyak.

Tetapi Stephen Brennock dari pialang PVM mengatakan pasar tetap fokus pada peluncuran vaksin.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x