Ceramah Singkat : Empat Kelompok Manusia Berdasarkan Semangat Beramal dan Kesempurnaan Ilmu

30 April 2022, 05:41 WIB
Ilustrasi beribadah dan beramal /Pexels/

WARTA PONTIANAK - Sesungguhnya kesempurnaan ibadah seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala itu kembali kepada dua perkara yang sangat agung, yakni quwwatul ‘ilmiyyah wa quwwatul ‘amaliyyah.

Seorang mukmin akan melakukan berbagai bentuk kebaikan, ibadah dan amal apabila dia memiliki dua landasan yang utama. Dan seorang hamba akan tetap berada di jalan yang lurus  apabila dia melandasi hidupnya dengan dua kekuatan, yaitu quwwatul ‘ilmiyyah wa quwwatul ‘amaliyyah serta ‘uluwwul himmah wa ‘uluwwul ‘ilmi, kesempurnaan ilmu dan memiliki semangat untuk beramal. 

Baca Juga: Ceramah Singkat tentang Allah Menurunkan Alquran sebagai Hidayah

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati oleh sebab itu, Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala membagi manusia dari sisi ‘uluwwul himmah (titingginya semangat dalam beramal) dan kamalul ‘ilmi (kesempurnaan ilmu) ke dalam empat kelompok.

Yang akan selamat dan berada dalam derajat yang tinggi adalah manakala dua perkara itu bergabung dalam diri seseorang. Yang pertama ialah yang memiliki ilmu atau pemahaman yang benar terhadap agama yang mulia ini. Lalu yang kedua ialah dia memiliki semangat yang tinggi dalam mengamalkan agama ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam ayat Alquran tentang kemuliaan seseorang adalah dikaitkan dengan ilmu;

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah[58]: 11)

Baca Juga: Khutbah Jumat Ramadan 2022 : Menggapai Pintu-pintu Rezeki yang Bermanfaat

Di dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ

“Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.” (QS. Al-An’am[6]: 83)
Berkata Al-Imam Malik, imam Darul Hijrah, yaitu dengan ilmu.

Ketahuilah bahwa seorang mukmin akan berada dalam kemuliaan, senantiasa melakukan kebaikan dan berada dalam hidayah apabila memiliki kedua perkara itu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala berkata bahwa manusia akan terbagi kepada empat kelompok, yaitu;

1. Memiliki ilmu agama yang kuat

Kelompok yang pertama adalah memiliki quwwatul ‘ilmiyyah, ia memiliki kekuatan dari sisi ilmunya sehingga dia mempelajari dan mengetahui agama ini dengan benar.

Baca Juga: Puasa Ramadan untuk Orang Mampu Berpuasa, Bagaimana Jika Tidak? Begini Dalilnya

2. Semangat beramal

Kemudian yang kedua adalah quwwatul ‘amaliyyah, seorang mukmin senantiasa ingin melakukan perkara-perkara yang sempurna dalam amalnya. Dia memiliki motivasi dan himmah yang tinggi. Oleh sebab itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan motivasi, seperti;

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu..” (QS. Ali ‘Imran[3]: 133)

Ini adalah sebuah motivasi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar setiap mukmin melakukan amal kebaikan. Barang siapa yang mengumpulkan motivasinya untuk melakukan amal kebaikan lalu dibimbing dengan ilmu, maka dia akan mendapatkan kebahagian. 

Kelompok yang kedua adalah orang-orang yang memiliki semangat dalam beramal saleh di dalam kehidupan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika seseorang ingin bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan tetapi dia tidak memiliki ilmu, dho’ful bashirah (lemah di dalam ilmu), maka orang yang seperti ini akan celaka.

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisahkan tentang orang-orang Nasrani dari sebagian Ahlul Kitab, yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala katakan mereka sebagai orang-orang yang sesat karena mereka memiliki semangat di dalam beramal, namun mereka tidak memiliki ilmu.

Hal ini seperti orang-orang khawarij yang mereka semangat di dalam melakukan amal. Sehingga ketika kening-kening mereka berbekas, dikatakan karena lamanya mereka sujud. Kaki mereka bengkak, mata mereka seolah-olah ada bekas menangis. Akan tetapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ

“Mereka keluar dari agama bagaikan melesatnya anak panah dari busurnya.” (HR. Ahmad 10585, Bukhari 4004, dan Muslim 1763)

Baca Juga: Terasa Lemas Saat Berpuasa, Coba Lakukan Lima Tips Sederhana Berikut

3. Memiliki ilmu, namun lemah dalam mengamalkan

Sedangkan kelompok yang ketiga adalah orang-orang yang memiliki ilmu (bashirah), akan tetapi mereka lemah dalam mengamalkan ilmunya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan mereka sebagai orang-orang Yahudi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah.

Kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati, inilah orang-orang yang diberikan anugerah dari sisi ilmu, mengetahui bagian dari agama ini, tetapi mereka lemah di dalam mengamalkannya. Mereka lemah dalam mendakwahkannya. Maka ini adalah gambaran orang-orang yang lemah imannya yang terkadang terkena syuhbat, tipu saya dari syahwat dunia, dan dari perkara-perkara maksiat. Maka mereka ini berada di bawah derajat yang tadi.

4. Tidak berilmu, tidak semangat belajar dan beramal

Kemudian kelompok yang keempat adalah kelompok yang paling celaka, kelompok yang paling rendah di antara derajat manusia. Yaitu orang-orang yang dho’ful bashirah, dho’ful ‘ilmi, wa dho’ful himmah. 

Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki pemahaman yang benar terhadap agama ini, tidak punya semangat untuk mempelajari agama ini, dan dia juga tidak memiliki semangat untuk beramal.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler