Selain Metode Memasak Berbeda, Ini 10 Orang Jepang Tetap Sehat dan Panjang Umur

20 Februari 2024, 16:17 WIB
Ilustrasi Orang Jepang /freepik/

WARTA PONTIANAK - Negara Jepang tidak hanya dikagumi karena kemajuan teknologi dan ekonominya, namun peradabannya. Cara hidup yang mereka praktikkan terkadang lebih baik dari kita.

Di antaranya yang paling kentara adalah cara mereka menjaga gizi dan mengutamakan kesehatan.

Baca Juga: Sering Jadi Bungkus Makanan, Ini Sejumlah Manfaat Daun Pisang bagi Kesehatan Tubuh

Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, satu dari setiap 1.450 orang Jepang kini berusia di atas 100 tahun dan 88,4% dari jumlah orang berusia seratus tahun adalah perempuan.

Presiden Penelitian Jepang untuk LongeviQuest, Yumi Yamamato, sebuah organisasi yang memvalidasi usia orang tertua di dunia telah memverifikasi empat supercentenarian, yaitu mereka yang hidup melewati usia 110 tahun.

Di antara orang tertua di Jepang, Fusa Tatsumi, yang merayakan ulang tahunnya yang ke 116 di musim semi.

Kesadaran kesehatan masyarakat Jepang dikenal sangat tinggi. Banyak dari mereka membatasi asupan makanan dan rajin berolahraga.

Mereka juga menekankan pada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan setiap tahun.

1. Pola Makan yang Sehat

Sebagian besar makanan Jepang didasarkan pada sumber-sumber sehat seperti ikan, rumput laut, sayuran hijau, kedelai, nasi, buah-buahan, dan teh hijau. Yang terpenting mereka tidak menyukai makanan cepat saji.

Orang sama halnya dengan orang Indonesia yang suka makan nasi. Tapi kenapa mereka tidak gemuk? 

Perpaduan nasi dan beberapa menu makanan rendah lemak menjadi kunci utama mengapa orang Jepang bisa menjaga tubuh langsing meski makan nasi. Sarapan, makan siang, dan makan malam sangatlah penting.

Pola makan orang Jepang ramping dan seimbang, dengan makanan pokok seperti rumput laut, buah-buahan musiman, ikan kaya omega, nasi, biji-bijian, tahu, kedelai, miso, serta sayuran hijau dan mentah.

Semua makanan ini mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan gula serta kaya akan vitamin dan mineral sehingga mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung.

Pola makan yang sehat , aktivitas fisik yang teratur, usia kerja diperpanjang, dan intervensi pemerintah yang agresif membantu wilayah Nagano misalnya, menghasilkan warga dengan angka harapan hidup terpanjang di Jepang dan terpanjang di dunia.

Baca Juga: Ini Sejumlah Makanan untuk Cegah Keram Otot, Diantaranya Ubi Jalar

Di Nagano, diperkirakan memiliki angka hidup rata-rata selama 87,2 tahun (perempuan), sementara laki-laki diperkirakan hidup hingga 80,9 tahun.

Gaya hidup di Nagano, tempat diselenggarakannya Olimpiade Musim Dingin tahun 1998, juga menghasilkan biaya pengobatan per kapita terendah di Jepang. Hal ini menghemat jutaan dolar bagi konsumen dan pembayar pajak per tahun.

2. Metode Memasak Berbeda

Meskipun kita biasanya merebus atau menggoreng makanan, orang Jepang lebih memilih beberapa cara untuk memasak makanannya. Beberapa metode memasak Jepang yang populer antara lain Neru, Yaku, Musu, dan Ageru.

Neru adalah teknik memasak yang menggunakan api kecil/sedang untuk melunakkan makanan dalam cairan dengan lembut. Di Yaku, makanan dimasak dengan panas langsung atau tidak langsung, Musu mencakup mengukus makanan, dan Ageru adalah menggoreng makanan.

Teknik memasak orang Jepang juga lebih banyak tentang merebus, memanggang, memanggang, mengukus, dan menggoreng dalam wajan datar dengan sedikit minyak. Sayuran dimasak sebentar untuk menjaga nutrisinya. Kaldu sayur sebaiknya diminum sebagai obat pelapis perut sebelum tidur.

3. Olahraga dan Jalan Kaki

Biasanya masyarakat yang tinggal di Jepang, khususnya di daerah perkotaan dan pinggiran kota, secara tidak langsung akan banyak melakukan olahraga ringan karena tidak banyak orang Jepang yang memiliki mobil.

Gaya hidup dan sistem di Jepang juga tidak mengharuskan penggunaan mobil untuk urusan sehari-hari seperti berangkat kerja. Sehingga untuk berangkat kerja mereka lebih memilih berjalan kaki, bersepeda atau naik kereta api yang masih mengharuskan mereka banyak berjalan kaki dan berdiri dalam waktu yang lama.

Ada korelasi antara jumlah waktu yang Anda habiskan untuk duduk setiap hari dan harapan hidup. Karena orang Jepang lebih banyak berdiri dan berjalan, mereka hidup lebih lama dibandingkan orang lain.

Gaya hidup ini juga menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat Jepang selalu langsing dan sehat.

4. Dukungan Swasta

Komunitas bisnis di Jepang ikut mendukung gaya hidup sehat. Di Matsumoto, kota terbesar kedua di kawasan ini, sebuah bank mulai menawarkan suku bunga dan insentif yang lebih tinggi seperti akhir pekan di Disneyland Tokyo bagi mereka yang melakukan pemeriksaan kesehatan selama tiga tahun berturut-turut.

Sebuah jaringan toko serba ikut mendistribusikan informasi layanan kesehatan dan menyelenggarakan sekitar 40 pameran kesehatan di berbagai lokasi.

Petugas kesehatan kota ikut melakukan pembacaan tekanan darah, menjawab pertanyaan dan mendistribusikan informasi mengenai layanan kesehatan masyarakat.

Upaya perawatan preventif tersebut berkontribusi pada penurunan biaya layanan kesehatan di Nagano, yang mencapai sekitar $2.488 per orang pada tahun 2009. Rata-rata per kapita di Jepang adalah $3.120, menurut survei yang dilakukan oleh Kaiser Family Foundation.

5. Diet

Di Nagano digalakkan kampanye mengurangi konsumsi garam dan mempromosikan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat. Di wilayah berpenduduk 2,1 juta jiwa ini memiliki sekitar 4.500 relawan untuk mendukung kampanye hidup sehat.

Baca Juga: Ini Sejumlah Makanan untuk Cegah Keram Otot, Diantaranya Ubi Jalar

Mereka juga melakukan kunjungan rumah secara rutin untuk mengukur kandungan garam dalam makanan sehari-hari dan membuat rekomendasi pola makan. Sementara Jepang menjaga diet, Islam juga telah mengajarkan puasa.

Diet pada prinsipnya mengatur porsi makan, sementara puasa mengatur waktu makan. Keduanya sama-sama bermanfaat pada kesehatan.

6. Tradisi Makan Saat Lapar, Berhenti sebelum Kenyang

Orang Jepang mengenal pepatah populer “Hara Hach Bun Me” yang artinya, makanlah hanya sampai Anda kenyang 80 persen (8 dari 10 porsi). Berpedoman hara hachi bun me, orang Jepang akanuntuk berhenti atau mencukupkan makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh tanpa berlebihan.

Hal ini sesuai dengan anjuran Islam agar makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Atau kata Imam Asy-Syafi’i rahimahullah yag mengatakan “kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah”.

7. Gembira tidak Bersedih

Orang Jepang hidup dengan ‘ikigai’ –sebuah filosofi kuno yang mengajarkan seseorang harus mencari kegembiraan dan tujuan hidup– bukan sekedar hidup.

8. Aktif Seumur Hidup

Kunci lain rahasia umur panjang di wilayah Nagano adalah gaya hidup penuh semangat, yang didorong oleh para pemimpin setempat.

Pejabat Jepang mendorong masyarakat untuk menunda masa pensiun atau memulai karir kedua, sebagian untuk mempertahankan gaya hidup sehat lebih lama.

Nagano juga berada di depan kurva di sana. Hampir 1 dari 4 orang berusia di atas 65 tahun masih bekerja – angka tertinggi di Jepang.

“Kami tidak benar-benar tahu apakah masyarakat Nagano terus bekerja karena mereka sehat, atau apakah mereka sehat karena terus bekerja,” kata Hiroko Akiyama, profesor di Institut Gerontologi Universitas Tokyo.

“Kami percaya bekerja memang mempengaruhi kesehatan,” ujar Hiroko.

Seorang warga lain, Kuroiwa mengaku pensiun sebagai akuntan desa beberapa tahun lalu, namun kembali mengelola pusat pariwisata baru. Waktu luangnya dihabiskan menjalankan pertanian kecil milik keluarganya, menanam apel, beras serta berbagai sayuran.

Orang tuanya bekerja secara rutin hingga usia akhir 80-an, dan Kuroiwa memperkirakan dia dan istrinya akan melakukan hal yang sama. “Tak seorang pun di sini sadar bahwa kami hidup lebih lama dibandingkan orang lain. Kami tidak punya rahasia apa pun. Kami hanya menjalani kehidupan normal sehari-hari dan ternyata seperti itu.”

9. Hormat dan Sayangi Orang Tua

Seperti di India, sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jepang untuk merawat anggota keluarga yang lanjut usia dibandingkan mengirim mereka ke panti jompo. Hal ini tidak terjadi di banyak negara Barat.

Manfaat psikologis tinggal bersama keluarga di hari tua membuat orang lebih bahagia dan berumur lebih panjang. Para lansia juga berpartisipasi dalam mengajarkan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh kakek-nenek kepada generasi muda.

Menghormati orang tua, juga salah satu tradisi yang diajarkan dalam Islam.

10. Tradisi Minum Teh

Orang Jepang suka minum teh dan telah memasukkannya ke dalam budaya mereka. Teh matcha populer di seluruh kepulauan Jepang.

Daun teh yang ditanam dan diproses secara khusus yang bernutrisi tinggi dan mengandung anti-oksidan digunakan untuk pembuatan teh hijau. Minuman kuno ini kaya akan antioksidan yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu melawan kanker, membantu pencernaan, meningkatkan tingkat energi dan mengatur tekanan darah.

Baca Juga: Baik untuk Cegah Radang Sendi, Ini Manfaat Lain Makanan Kerang Hijau Bagi Kesehatan

Teh matcha dikatakan dapat mengawetkan sel membran dan memperlambat penuaan sel. The matcha adalah salah satu jenis dari teh hijau dengan proses penumbuhan dan pemrosesan yang khusus.

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler