Telur Asin, Berawal dari Sesajen hingga Menjadi Warisan Budaya Tak Benda

- 20 Januari 2021, 15:10 WIB
Telur asin menjadi warisan budaya tak benda
Telur asin menjadi warisan budaya tak benda /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Telur asin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Beberapa tahun belakangan, trend makanan yang dicampur dengan telur atau "salted egg" sedang tinggi-tingginya.

Mulai dari ayam salted egg, keripik salted egg, bahkan produk mi instan juga menyediakan varian rasa salteg egg.

Telur asin merupakan olahan telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Daerah Brebes, Jawa Tengah merupakan produsen terbesar telur asin di Indonesia.

Baca Juga: 15 Ekor Satwa Dilindungi Jenis Nuri Papua Akan Dilepasliarkan di Habitatnya

Sebenarnya, bagaimana awal terciptanya telur asin?

Telur asin diperkenalkan oleh masyarakat Tionghoa. Awalnya, telur asin digunakan sebagai persembahan kepada Dewa Bumi. 

Dari yang hanya digunakan sebagai persembahan untuk Dewa, telur asin menjadi makanan khas dan oleh-oleh daerah Brebes, hingga sekarang. 

Baca Juga: Upaya Penyelundupan 20 Kg Sabu di Dumai Digagalkan Polda Riau

Baca Juga: Asap Motor Anda Ngebul? Mungkin Ini Penyebabnya

Di Indonesia, telur asin berkembang pada tahun 1950-an ketika pasangan suami istri bernama In Tjiau Seng dan Tan Polan Nio membuka usaha telur asin pertama di Indonesia.

Selain diasinkan dengan cara direbus, telur asin juga diasinkan dengan cara diasap. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuat telur asin, namun caranya tidak begitu sulit.

Baca Juga: Gempa M5,5 Guncang Maluku Tenggara, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Pada tanggal 6 Oktober 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan telur asin sebagai warisan budaya tak benda.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah