Tak Hanya Mentega, Jenis Makan-makanan Ini Bisa Bikin Otak Lama Bekerja

- 2 November 2023, 16:48 WIB
Ilustrasi Otak
Ilustrasi Otak /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Kondisi saat seorang kesulitan fokus terhadap suatu hal bisa disebabkan karena konsumsi makanan tertentu.

Kondisi tersebut bisa terjadi jika seseorang mengalami stress atau kesedihan. Bisa juga terjadi kepada mereka yang sedang mengalami perimenopause (untuk wanita), dan juga merasa kelelahan.

Baca Juga: Ternyata Konsumsi Stroberi Dapat Tingkatkan Fungsi Otak dan Turunkan Tekanan Darah, Ini Kata Ahli Diet

Berikut sederet jenis makanan yang perlu dihindari untuk mencegah otak menjadi sulit fokus, antara lain:

1. Makanan yang digoreng

Rasa dan tekstur gorengan yang renyah memang sering kali membuat ketagihan. Namun, gorengan bukanlah pilihan tepat untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Termasuk kesehatan otak.

Orang yang sering makan gorengan, cenderung mendapat hasil lebih buruk ketika mereka menjalani tes kemampuan berpikir. Kemungkinan alasannya karena makanan yang digoreng mengandung banyak lemak jahat. Lemak itu menyebabkan peradangan yang dapat merusak pembuluh darah, memasok darah ke otak, sampai akhirnya melukai otak itu sendiri.

2. Makanan manis

Makanan manis seperti donat atau kue manis lainnya juga sebaiknya dihindari. Makanan ini memang enak dan bisa memuaskan keinginan makan manis, tetapi dikonsumsi secara berlebihan bukanlah pilihan tepat.

Donat umumnya digoreng dan dilengkapi dengan gula. Kombinasi buruk ini bisa menyebabkan peradangan ganda akibat proses penggorengan dan tambahan gula.

Penelitian pun mengaitkan tingginya kadar gula dalam darah dengan demensia. Buruknya lagi, kebanyakan donat mengandung lemak trans, bahkan bahan lain yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh otak.

Baca Juga: Bukti Bedah Otak Sudah Dilakukan 3 Ribu Tahun Silam Ditemukan di Kota Kuno Megiddo Israel

3. Roti dan nasi putih

Karbohidrat memang diperlukan oleh tubuh untuk menambah energi. Namun, pilihlah karbohidrat organik dan jauhilah karbohidrat olahan, seperti roti dan nasi.

Karbohidrat olahan dapat meningkatkan dan menurunkan gula darah dengan cepat. Tubuh merespons fluktuasi dengan melepaskan hormon, yang menyebabkan gejala umum, salah satunya dikaitkan dengan terjadinya brain fog, atau masalah otak menjadi lemot, kebingungan, dan kesulitan fokus.

Penelitian juga menunjukkan, terlalu banyak karbohidrat bisa meningkatkan risiko penyakit alzheimer, terutama pada orang-orang tertentu yang memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit ini.

4. Soda diet

Banyak orang beralih minum soda diet karena dianggap lebih sehat. Soda diet dikenal memiliki kalori dan gula dengan jumlah lebih sedikit daripada soda biasa. Bahkan, banyak produk mengklaim mereka bebas gula.

Sayangnya, soda tidak semua klaim itu benar. Penelitian menemukan orang yang meminum setidaknya satu soda diet sehari, hampir tiga kali kemungkinannya terkena stroke atau demensia.

Kandungan gula pada soda juga dapat menyebabkan lonjakan cepat, lalu menurunkan kembali kadar gula darah. Konsumsinya memicu perasaan lesu dan sering dikaitkan dengan terjadinya 'brain fog' atau kondisi otak yang kabur.

Untuk menghindari hal ini, disarankan membatasi asupan soda, baik soda biasa maupun soda diet. Pilih minuman lebih sehat, seperti air putih atau teh herbal.

5. Mentega

Mentega bisa dijadikan pengganti minyak goreng untuk menggoreng atau memanggang makanan. Di sisi lain, mentega juga sering dijadikan pelengkap rasa pada beberapa makanan, misalnya sebagai pelengkap roti tawar maupun popcorn.

Mentega memang menciptakan rasa gurih lembut pada makanan, tetapi perlu diingat, mentega penuh dengan lemak jenuh. Pengikut diet MIND (gabungan diet mediterania dan diet Dash), telah menghindari mentega, keju, atau produk susu penuh lemak lainnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn Selasa 7 Maret 2023, Antusias Meningkat dan Ide-ide Baru akan Mengalir di Otak Kamu

Produk susu tinggi lemak bukanlah pilihan tepat untuk kesehatan otak. Mentega mengandung lemak trans yang membuat pembuluh darah di otak menyempit. Ini sering dikaitkan dengan risiko demensia lebih tinggi.

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah