Minimalisir Dampak Hujan Asam, Kurangi Emisi Gas Karbon

- 15 Januari 2024, 20:19 WIB
Ilustrasi Hujan./DOK. PR
Ilustrasi Hujan./DOK. PR /

WARTA PONTIANAK – Air hujan adalah air yang jatuh dari atmosfer ke bumi. Air hujan terbentuk melalui proses penguapan air laut, danau, dan sungai oleh sinar matahari.

Uap air kemudian naik ke atmosfer dan mendingin, membentuk awan. Awan yang terlalu berat akan jatuh ke bumi sebagai hujan.

Air hujan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Air hujan yang bersih dapat langsung dikonsumsi, atau diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan polutan. Air hujan juga dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan menyiram tanaman.

Air hujan juga dapat membantu menyuburkan tanah. Air hujan yang mengandung asam nitrat dan asam sulfat dapat membantu mengikat unsur hara di tanah. Selain itu, air hujan juga dapat membantu membersihkan tanah dari polutan.

Namun, air hujan juga dapat menjadi masalah, terutama jika terjadi hujan asam. Hujan asam terbentuk ketika uap air di atmosfer bereaksi dengan gas sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Gas-gas tersebut dapat berasal dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam. Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, hewan, dan bangunan.

Untuk mengurangi dampak hujan asam, kita dapat mengurangi emisi gas sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin. Selain itu, kita juga dapat menggunakan bahan bakar yang lebih bersih, seperti bensin tanpa timbal.

Hujan asam adalah hujan yang memiliki pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam karena karbondioksida di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Namun, hujan asam yang berbahaya adalah hujan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Pontianak Hujan Petir ?

Penyebab hujan asam adalah emisi gas sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) ke atmosfer. Gas-gas tersebut dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Selain itu, gas-gas tersebut juga dapat berasal dari erupsi gunung berapi, industri, dan pertanian.

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x