Perang Parit: Simbol Kengerian dan Kebuntuan
Perang Dunia I tidak seperti perang-perang sebelumnya. Kemajuan teknologi senjata seperti senapan mesin dan artileri tidak diimbangi dengan strategi baru. Akibatnya, perang terjebak dalam peperangan parit.
Kedua pihak berhadapan di parit-parit berlumpur yang membentang sejauh ratusan kilometer, saling melancarkan serangan bergelombang yang memakan banyak korban.
Baca Juga: 6 Januari, Peringatan Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia
Pertempuran Verdun, Somme, dan Gallipoli menjadi monumen kengerian perang parit, dengan korban jiwa mencapai ratusan ribu dalam waktu singkat.
Perang di Udara, Laut, dan Propaganda
Tidak hanya di darat, perang juga berkecamuk di udara dan laut. Pesawat terbang yang awalnya digunakan untuk pengintaian, mulai berperan dalam pertempuran udara dan pengeboman.
Kapal selam Jerman melancarkan perang tanpa batas untuk melumpuhkan jalur pasokan Sekutu, sementara Sekutu melakukan blokade laut terhadap Jerman. Propaganda menjadi senjata ampuh untuk mengobarkan semangat patriotisme dan menjelekkan musuh.
Masuknya Amerika Serikat dan Akhir yang Pahit
Perang yang awalnya diprediksi berlangsung singkat berlarut-larut menjadi konflik berkepanjangan. Pada 1917, Amerika Serikat, yang awalnya bersikap netral, memutuskan bergabung dengan Sekutu setelah kapal Lusitania miliknya ditenggelamkan oleh U-boat Jerman.