Kohesi Sosial: Perekat yang Memperkuat Persatuan Bangsa

- 8 April 2024, 19:00 WIB
Ilustrasi : Kohesi Sosial
Ilustrasi : Kohesi Sosial /Tangkapan Layar/YouTube

WARTA PONTIANAK – Kohesi sosial bagaikan perekat yang mengikat kebersamaan dan persatuan dalam sebuah masyarakat.

Di tengah keragaman dan dinamika sosial yang kompleks, kohesi sosial menjadi fondasi yang menyatukan dan memperkuat bangsa. Perlu pemahaman serta pengamalan yang mendalam terhadap nilai-nilai pancasila agar kohesi sosial di tanah air Indonesia dapat terrealisasi dengan baik.

Definisi Kohesi Sosial:

Kohesi sosial mengacu pada tingkat keterikatan dan kesatuan antar individu dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui rasa saling percaya, saling menghormati, berbagi nilai dan tujuan bersama, serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kohesi Sosial:

  • Nilai dan norma bersama: Nilai dan norma yang dianut bersama menjadi landasan bagi individu untuk berperilaku dan berinteraksi dalam masyarakat. Contohnya, nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
  • Kepercayaan dan rasa saling menghormati: Kepercayaan antar individu dan kelompok merupakan kunci untuk menjalin hubungan yang harmonis dan damai. Contohnya, toleransi antarumat beragama dan etnis di Indonesia.
  • Partisipasi sosial: Partisipasi aktif individu dalam kegiatan sosial dapat memperkuat rasa saling memiliki dan tanggung jawab terhadap kelompok. Contohnya, gotong royong dan kerja bakti yang dilakukan masyarakat.
  • Keadilan sosial: Keadilan sosial yang dirasakan oleh semua anggota masyarakat dapat meningkatkan rasa saling percaya dan kepuasan terhadap sistem sosial. Contohnya, pemerataan pembangunan dan akses terhadap layanan publik.
  • Identitas bersama: Rasa memiliki identitas yang sama, seperti nasionalisme atau kesamaan budaya, dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan. Contohnya, rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme di Indonesia.

Baca Juga: Memahami Kelas Sosial Borjuis menurut Karl Max

Manfaat Kohesi Sosial:

  • Mencegah konflik dan perpecahan: Kohesi sosial yang kuat dapat membantu menyelesaikan perbedaan dan konflik secara damai. Contohnya, penyelesaian konflik antarumat beragama di Maluku melalui dialog dan musyawarah.
  • Meningkatkan kerjasama dan solidaritas: Masyarakat yang memiliki kohesi sosial yang kuat akan lebih mudah untuk bekerja sama dan saling membantu. Contohnya, kerjasama masyarakat dalam penanggulangan bencana alam.
  • Meningkatkan ketahanan sosial: Kohesi sosial yang kuat dapat membantu masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan dan krisis. Contohnya, gotong royong dan solidaritas masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
  • Memperkuat demokrasi dan stabilitas politik: Masyarakat yang memiliki kohesi sosial yang kuat akan lebih mudah untuk membangun demokrasi yang stabil dan damai. Contohnya, partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum yang demokratis dan damai.

Contoh Penerapan Kohesi Sosial:

  • Gotong royong dan kerja bakti: Kegiatan gotong royong dan kerja bakti merupakan contoh penerapan kohesi sosial di tingkat lokal. Contohnya, gotong royong membersihkan lingkungan dan membangun infrastruktur desa.
  • Musyawarah mufakat: Musyawarah mufakat merupakan contoh penerapan kohesi sosial dalam pengambilan keputusan. Contohnya, musyawarah desa dalam memutuskan pembangunan infrastruktur desa.
  • Toleransi antarumat beragama: Toleransi antarumat beragama merupakan contoh penerapan kohesi sosial dalam menjaga kerukunan antar kelompok. Contohnya, dialog antarumat beragama untuk membangun saling pengertian dan toleransi.
  • Program pemerintah: Pemerintah dapat berperan dalam memperkuat kohesi sosial melalui berbagai program, seperti program pemberdayaan masyarakat, program pendidikan multikulturalisme, dan program pengentasan kemiskinan.

Baca Juga: Dampak Media Sosial Terhadap Perilaku dan Moral Gen Z

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah