Armenia Berusaha Jalin Pakta Pertahanan dengan Rusia Setelah Kalah Perang Lawan Azerbaijan

23 November 2020, 16:56 WIB
Kalah Perang Lawan Azerbaijan, Armenia Berusaha Jalin Pakta Pertahanan dengan Rusia /Ministry of Defence of The Russian Federation /

WARTA PONTIANAK - Negara Armenia sakit hati dikabarkan merasa sakit hati usai kekalahan dari Azerbaijan dalam perang Nagorno-Karabakh.

Bahkan Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan juga merasa tak terima dengan kekalahan ini.

Tanda-tanda kekalahan Armenia sendiri sudah terlihat di awal perang dimana UCAV Azerbaijan seenak hati mengebom satuan-satuan lapis baja Yerevan tanpa bisa dihalangi.

Kini Pashinyan menegaskan jika negaranya sedang dalam krisis usai kekalahn dan mendorong akan kerjasama militer berujung pakta pertahanan dengan Rusia.

Baca Juga: Menlu Armenia Mengundurkan Diri, Pasca Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Azerbaijan

Pashinyan menyebut situasi pasca perang bagi negaranya saat ini jauh lebih sulit dibandingkan bentrokan di masa lalu.

"Kami mengalami waktu susah sebelum dan sesudah masa perang. Namun situasi saat ini jauh lebih sulit dari (perang) sebelumnya," kata Pashinyan.

Pernyataan Pashinyan seperti diberitakan Zona Jakarta berjudul "Kalah Perang Lawan Azerbaijan, Armenia Berusaha Jalin Pakta Pertahanan dengan Rusia" ini terlontar usai dirinya mengetahui saat ini militer Azerbaijan sudah menempati titiktitik strategis di Nagorno-Karabakh sebagai langkah awal merebut kembali daerah itu setelah diduduki Armenia sejak tahun 1990.

uga setelah kekalahan ini, warga Armenia mendemo Pashinyan yang dinilai pengkhianat karena menyetujui perdamaian dengan Azerbaijan.

Baca Juga: Pasca Tandatangani Perjanjian Damai, Armenia Justru Dihantam Krisis Baru

Sejalan dengan kenyataan itu, Pashinyan pada Sabtu kemarin menemui Menhan Rusia Sergei Shoigu untuk membahas kerjasama militer secara menyeluruh antara Moskow-Yerevan di masa depan.

Bahkan saat ini Rusia dan Armenia sudah mempunyai pakta pertahanan dimana Kremlin wajib membantu secara militer apabila wilayah Yerevan diserang oleh asing.

Tapi saat di Nagorno-Karabakh Rusia tak turun tangan, pasalnya wilayah pertempuran milik sah Azerbaijan yang direbut oleh Armenia.

Baca Juga: Setujui Gencatan Senjata dengan Azerbaijan, PM Armenia Nyaris Dibunuh

Shoigu sendiri menilai keputusan untuk menghentikan pertempuran adalah langkah tepat dan Rusia siap menjaga kondisi kondusif di sana.

"Bagi Rusia, hal paling penting adalah menghentikan pertumpahan darah dan pertempuran," ujar Shoigu yang datang langsung di Nagorno Karabakh.*

 

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler