Militer Myanmar Amankan Truk yang Bermuatan Ratusan Senpi dan Granat di Mandalay

25 Juni 2021, 14:42 WIB
Ilustrasi senjata api /Pexels/Specnaarms

WARTA PONTIANAK - Pasukan keamanan Myanmar menyita sejumlah besar senjata di sebuah truk menuju Mandalay minggu ini, setelah menangkap gerilyawan usai baku tembak di kota terbesar kedua di negara itu.

Baca Juga: PBB Menyerukan Penghentian Pasokan Senjata ke Militer Myanmar

Sejak merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, junta militer telah berusaha untuk membasmi perbedaan pendapat dan membunuh atau menangkap ratusan pengunjuk rasa.

Penentang kudeta telah menanggapi dengan membentuk milisi meskipun mereka umumnya dipersenjatai ringan dengan serangan yang difokuskan di daerah pedesaan atau kota-kota kecil.

Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah memuat foto empat orang yang ditangkap di depan gudang senjata. Dilaporkan pasukan keamanan telah menyita lebih dari 100 senjata api, 10.000 peluru, 499 granat, bersama dengan bom dan detonator.

Laporan itu mengatakan anggota Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) yang ditangkap, sayap bersenjata Pemerintah Persatuan Nasional yang menentang kekuasaan militer, telah mengaku menerima pelatihan dan memperoleh senjata dari Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), salah satu dari serangkaian kelompok etnis bersenjata memerangi tentara di daerah perbatasan.

Baca Juga: Militer Myanmar: Aung San Suu Kyi akan Menghadiri Pengadilan

Surat kabar itu mengatakan penangkapan itu dilakukan setelah bentrokan dengan MandalayPDF yang baru dibentuk pada Selasa di mana dikatakan delapan anggota milisi tewas dan delapan ditahan.

Juru bicara Mandalay PDF dan KIA tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

Manadalay PDF dikutip oleh portal berita Khit Thit pada hari Kamis menyangkal bahwa salah satu anggotanya Tun Tauk Naing, yang disebutkan dalam laporan media pemerintah, telah ditangkap.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada hari Kamis memperkirakan 230.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran di Myanmar dan membutuhkan bantuan.

Baca Juga: Takut Diperbudak, Jutaan Pelajar Myanmar Kompak Mogok Sekolah

Dikatakan 177.000 orang mengungsi di negara bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand, termasuk 103.000 pada bulan lalu, sementara lebih dari 20.000 orang berlindung di 100 daerah pengungsian setelah pertempuran antara PDF dan tentara di Negara Bagian China yang berbatasan dengan India.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler