Takut Diperbudak, Jutaan Pelajar Myanmar Kompak Mogok Sekolah

- 21 Mei 2021, 09:45 WIB
Tentara dan Polisi Myanmar saat membubarkan protes,
Tentara dan Polisi Myanmar saat membubarkan protes, /REUTERS/Stringer/


WARTA PONTIANAK - Pasca konflik, junta militer Myanmar akan membuka kembali sekolah dasar negeri, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas pada 1 Juni 2021.

Namun, kebijakan tersebut ditentang atau ditolak oleh jutaan pelajar sekolah di Myanmar. Mereka menyatakan enggan masuk sekolah.

Baca Juga: Obama sebut Junta Militer Myanmar Rezim Pembunuh dan Beresiko Menjadi Negara Gagal

Dikutip Warta Pontianak dari pikiran-rakyat.com, Jumat 21 Mei 2021, gerakan itu dilakukan seiring kegelisahan para pelajar akan apa yang disebut 'pengajaran perbudakan ala militer'.

"Saya mau masuk sekolah ketika revolusi (melengserkan junta militer) berhasil," ujar Eain, salah satu pelajar di Myanmar, berusia 14 tahun.

"Saya takut pergi ke sekolah jika militer masih berkuasa. Saya harus berkontribusi terhadap perjuangan merebut demokrasi," tuturnya.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Globe and Mail pada 18 Mei 2021, total ada sekitar 10 juta pelajar di Myanmar yang menolak masuk sekolah jika junta militer masih berkuasa.

Myanmar bergejolak sejak 1 Februari 2021 saat junta militer yang dipimpin Min Aung Hlaing mengudeta kepemimpinan Aung San Suu Kyi.

Aung San Suu Kyi yang berasal dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi dituding melakukan kecurangan saat memenangi pemilihan umum.

Halaman:

Editor: Suryadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x