Produsen Mobil di China Siap Lawan Kelangkaan Pasokan Chip Global

25 Desember 2021, 17:34 WIB
Ilustrasi Chipset /Tekno Owl

WARTA PONTIANAK - Di bawah tekanan dari kekurangan chip global dan persaingan antara Beijing dan Washington, pembuat mobil besar China mengambil alih pengembangan semikonduktor guna membangun rantai pasokan domestik yang lebih kuat untuk komponen yang sangat penting.

SiEngine Technology unit dari produsen mobil swasta terkemuka China, Zhejiang Geely Holding Group meluncurkan Dragonhawk 1, yakni sebuah chipset otomotif mutakhir pada bulan Desember 2021 ini.

"Semikonduktor sangat penting bagi negara," kata Ketua Geely Eric Li seperti dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu 25 Desember 2021.

Baca Juga: Harta Karun Koin Perak Ditemukan Arkeolog Israel di Bangkai Kapal Karam Zaman Romawi

"Mereka adalah kunci untuk membangun rantai pasokan yang aman dan stabil," sambungnya. 

Dragonhawk 1 dirancang untuk berfungsi sebagai otak di balik kokpit pintar, yang mencakup tampilan dasbor, sistem navigasi, dan layanan berbasis cloud.

Dibangun dengan teknologi 7-nm, ini adalah salah satu sistem otomotif tercanggih di dunia. Produksi massal akan dimulai pada kuartal Juli-September 2022, dan chip diharapkan akan dimasukkan ke dalam kendaraan Geely pada akhir tahun depan.

Ini akan memungkinkan mobil untuk dengan cepat memproses gambar dan data lain yang dikumpulkan oleh sistem bantuan pengemudi, serta komunikasi eksternal.

Baca Juga: Rumor Pewaris Tahta Bukan Pangeran William, Ratu Elizabeth ingin Harry Jadi Raja Inggris

SiEngine dibentuk oleh unit Geely EcarX dan Arm China, unit lokal pembuat chip Inggris Arm. Ini bertujuan untuk meluncurkan chip 5-nm baru sedini 2024 untuk memenuhi tuntutan teknologi self-driving yang semakin canggih.

SAIC-GM-Wuling Automobile merupakan perusahaan patungan antara SAIC Motor milik negara China dan General Motors. Perusahaan ini, juga telah mulai mengembangkan chipnya sendiri.

Perusahaan ini dikenal karena memproduksi kendaraan listrik yang terjangkau dengan harga sekitar 4.500 dollar AS atau setara Rp63,8 juta.

Baca Juga: Batalkan Resepsi karena Banjir, Pengantin Baru di Malaysia Bagikan Makanan ke Korban Bencana

Laporan media lokal setempat menyebutkan, setidaknya 90 persen chip yang digunakan dalam EV-nya akan dibuat di China pada tahun 2025.

Dongfeng Motor telah memulai produksi massal modul semikonduktor daya untuk kendaraan energi baru, sementara BYD berencana membuat daftar unit semikonduktor untuk meningkatkan kemampuan pengembangan.

Langkah ini dilakukan ketika Presiden China Xi Jinping telah menyerukan untuk membangun rantai pasokan domestik yang kuat yang tidak terlalu rentan terhadap sanksi AS dan pandemi virus corona.

Chip khususnya telah menjadi perhatian, dengan pembatasan ekspor AS pada komponen memberikan pukulan berat bagi perusahaan seperti Huawei Technologies.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Nikkei Asia

Tags

Terkini

Terpopuler