Studi sebut 64.000 Kehamilan di Amerika Serikat karena Kasus Perkosaan

7 Februari 2024, 22:28 WIB
Ilustrasi hamil /PEXELS/Garon Piceli/

WARTA PONTIANAK - Lebih dari 64.000 kehamilan di Amerika Serikat (AS) diakibatkan oleh kasus pemerkosaan antara 1 Juli 2022 hingga 1 Januari 2024.

Peneliti menambahkan, dari angka itu, semua negara bagian atau sebagian besar kasusnya melarang aborsi selama kehamilan.

Baca Juga: Kehamilan yang Tidak Diinginkan, Ini Faktor Penyebabnya

Studi tersebut melaporkan sekitar 519.981 pemerkosaan terkait dengan 64.565 kehamilan di negara-negara bagian yang melarang aborsi setelah pembuahan selama empat hingga 18 bulan setelah larangan tersebut berlaku.

Dari kehamilan tersebut, 58.979 terjadi di negara bagian, tidak terkecuali pemerkosaan
Para penulis menghitung bahwa lebih dari 26.000 kehamilan akibat pemerkosaan mungkin terjadi di Texas saja.

“Peristiwa kehidupan yang sangat terstigmatisasi sulit diukur. Dan banyak penyintas kekerasan seksual tidak mau mengungkapkan bahwa mereka mengalami peristiwa kehidupan traumatis yang sangat menstigmatisasi ini,” kata Samuel Dickman, kepala petugas medis di Planned Parenthood of Montana, yang memimpin penelitian tersebut.

“Kita tidak akan pernah tahu jumlah sebenarnya orang yang selamat dari pemerkosaan dan kekerasan seksual di Amerika” Temuan ini dipublikasikan pada hari Rabu di JAMA Internal Medicine.

Sembilan dari 14 negara bagian yang diteliti memiliki larangan aborsi total, tidak terkecuali dalam kasus pemerkosaan. Di lima negara bagian lainnya yaitu Idaho, Indiana, Mississippi, West Virginia, dan North Dakota, para penyintas harus melaporkan kejahatan tersebut kepada polisi agar dapat mengakses layanan aborsi.

Penelitian nasional pada tahun 2022 menunjukkan hanya 21% korban yang melakukan hal tersebut, catatan studi tersebut.

Sebelumnya, larangan aborsi mulai berlaku di 14 negara bagian AS menyusul keputusan Mahkamah Agung AS yang membatalkan keputusan Roe vs. Wade pada Juni 2022 yang mengizinkan warga AS melakukan aborsi.

Statistis Kasus Perkosaan di AS.

Untuk diketahui kekerasan seksual telah mempengaruhi jutaan orang Amerika Serikat. Menurut statistic, setiap 73 detik seorang Amerika mengalami pelecehan seksual.

Menurut Biro Statistik Kehakiman, Survei Nasional Korban Kejahatan tahun 2019 yang dikutip RAINN, tata-rata, terdapat 463.634 korban (usia 12 tahun ke atas) yang diperkosa dan diserang secara seksual setiap tahunnya di Amerika Serikat.

“Mayoritas korban kekerasan seksual berusia di bawah 30 tahun. Menurut statistik, 15% korban kekerasan seksual berusia 12-17 tahun, 54% korban berusia 18-34 tahun, 28% korban berusia 35-64 tahun, dan 3% berusia 65+ tahun," jelasnya.

Catatan statistik juga menyebutkan bahwa 1 dari setiap 6 wanita Amerika Serikat (AS) pernah menjadi korban percobaan atau percobaan pemerkosaan selama hidupnya (14,8% selesai, 2,8% percobaan).

Menurut Survei Institut Keadilan & Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit, Prevalensi, Insiden dan Konsekuensi Kekerasan Terhadap Perempuan tahun 1998 menunjukkan, diperkirakan 17,7 juta perempuan Amerika (tahun 1998) telah menjadi korban percobaan atau pemerkosaan total.

Baca Juga: Berikut Khasiat Air Rebusan Nanas bagi Tubuh, Diantaranya Mengatasi Jerawat

Berdasarkan jenis kelamin, wanita muda merupakan kelompok yang paling berisiko. Perempuan berusia 16-19 tahun memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar untuk menjadi korban pemerkosaan, percobaan pemerkosaan, atau kekerasan seksual dibandingkan masyarakat umum.*

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler