Iran Ultimatum Gelombang Keempat Covid-19

- 14 Februari 2021, 21:39 WIB
ilustrasi corona
ilustrasi corona /Pixabay

WARTA PONTIANAK - Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki pada Sabtu 13 Februari 2021, memperingatkan gelombang keempat COVID-19, dengan kemungkinan penyebaran virus bermutasi di negara yang paling parah terdampak pandemi di Timur Tengah tersebut.

Presiden Hassan Rouhani melalui stasiun TV pemerintah mengatakan bahwa "bel alarm sedang berbunyi untuk gelombang virus corona keempat" ketika setidaknya sembilan kota dan daerah di Iran barat daya mengumumkan zona "merah" berisiko tinggi usai terjadi peningkatan kasus pada Jumat (12/2).

"Hari-hari sulit mulai kita rasakan dan kita harus bersiap melawan virus bermutasi yang paling sulit dikendalikan, yang sayangnya menginfeksi negara," kata Menteri Namaki di hadapan pimpinan universitas kedokteran dalam pertemuan yang disiarkan langsung oleh stasiun TV pemerintah, dilansir dari Antara, Minggu 14 Februari 2021.

Baca Juga: Italia Laporkan 316 Kematian Akibat Virus Corona

Namaki mengatakan tiga kematian pertama akibat varian COVID-19 Inggris di Iran pekan ini termasuk pada perempuan berusia 71 tahun tanpa riwayat perjalanan menunjukkan bahwa virus sedang menyebar dan "kemungkinan muncul di kota, desa atau keluarga" segera.

Namaki mendesak masyarakat Iran agar menghindari kerumunan supaya "tidak mengubah pernikahan menjadi pemakaman" selama Februari, saat banyak pasangan melangsungkan pernikahan.

Iran mulai menjalankan vaksinasi pada warganya pada Selasa (9/2), dua pekan setelah menyatakan tidak ada kota "merah" di negara tersebut. Vaksinasi berfokus pada petugas medis ICU selagi otoritas menunggu vaksin yang cukup bagi masyarakat umum.

Baca Juga: Perlambat Infeksi Corona, Gabon Batasi Akses Keluar Masuk Negaranya

Pada Jumat, Iran menerima 100.000 dari dua juta dosis vaksin COVID-19 Sputnik V buatan Rusia yang telah dipesannya. Media pemerintah menyebutkan bahwa Moskow kemungkinan menambah pesanan tersebut hingga lima juta dosis dan mengizinkan Iran untuk memproduksi vaksin secara lokal.

Teheran juga akan menerima lebih dari empat  juta dosis vaksin COVID-19 dari produsen AstraZeneca.

Iran berencana memvaksin 1,3 orang hingga 20 Maret.

Baca Juga: Virus Corona Varian Baru di Amazon Brasil 3 Kali Lebih Menular

Hingga kini, di Iran mengalami lebih dari 1,5 juta kasus COVID-19 dan 58.883 kematian, menurut data Kementerian Kesehatan.

Teheran pada Desember tahun lalu mulai melakukan uji coba pada manusia vaksin pertama --dari tiga calon vaksin.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x