Dipicu Penurunan Infeksi Varian Baru Virus Corona, Saham China Ditutup Tinggi Hari Ini

- 2 Februari 2021, 17:52 WIB
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2021.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2021. /Antara Foto/Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO

WARTA PONTIANAK - Saham China ditutup lebih tinggi pada hari ini, Selasa 2 Februari 2021, karena suntikan dana oleh bank sentral negara itu meredakan kekhawatiran atas kondisi likuiditas yang ketat. Sementara penurunan kasus infeksi virus Corona baru juga membantu sentimen.

Indeks saham unggulan CSI300 naik 1,5 persen menjadi ditutup pada 5.501,09, sedangkan indeks Shanghai Composite Index naik 0,8 persen menjadi 3.533,68.

Dilansir dari Antara, Indeks diskresioner konsumen CSI300 dan indeks perawatan kesehatan CSI300 memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 4,3 persen dan 2,1 persen.

Baca Juga: Bingung Investasi Saham untuk Biaya Pendidikan? Simak Tipsnya dari Lifepal

Suku bunga jangka pendek China turun ke posisi terendah dua minggu, karena tanda-tanda ketegangan likuiditas di pasar uang antarbank mulai memudar. Bank Rakyat China (PBOC) menyuntikkan 78 miliar yuan bersih atau 12,08 miliar dolar AS (1 dolar AS = 6,4594 yuan China) ke pasar uang pada hari sebelumnya.

Kondisi likuiditas ketat yang bertahan baru-baru ini memicu spekulasi bahwa Bank Rakyat China mungkin akan mengetatkan kebijakan dan menyebabkan koreksi tajam pada minggu sebelumnya.

Menambah optimisme pasar, China melaporkan jumlah kasus COVID-19 baru paling rendah dalam sebulan karena kasus impor melebihi infeksi lokal.

Baca Juga: Rugi 4 Hari Beruntun, Saham Filipina Ditutup Menguat Tajam Senin Ini

Pedagang dan analis mengatakan pemulihan ekonomi China yang berkelanjutan membantu mendukung ekuitas, namun beberapa telah mulai mengkhawatirkan valuasi yang terlalu tinggi dan mengalihkan pengamatan mereka ke pasar Hong Kong melalui Stock Connect.

"Gejolak pasar dapat meningkat secara substansial, karena penilaian seluruh pasar saham-A berada pada level historis yang tinggi," kata Qin Bo, seorang analis di Everbright Securities, dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Ditengah Pandemi Covid-19, Saham American Airlines Malah Melonjak 50 Persen

Jika kenaikan harga aset yang terlalu cepat, khususnya harga properti di kota-kota kelas satu negara itu tidak diatasi secara efektif, pengetatan kebijakan kecil oleh Beijing dapat melampaui ekspektasi pasar, kata Qin.

Baca Juga: Ditengarai Aksi Jual Saham, IHSG Ditutup Melemah Sore Ini

Berbeda dengan kenaikan yang meluas, saham Bandara Internasional Shanghai anjlok 10 persen mencapai batas bawah hariannya untuk sesi kedua setelah perusahaan mecatat kerugian untuk tahun 2020.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x