Ilmuwan WHO Sorot Kembali Asal Mula Covid-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China

- 13 Agustus 2021, 18:13 WIB
Ilustrasi masyarakat memakai masker guna melindungi diri dari virus corona atau Covid-19
Ilustrasi masyarakat memakai masker guna melindungi diri dari virus corona atau Covid-19 /Vperemencom/Pixabay

WARTA PONTIANAK - Gagasan bahwa pandemi virus corona berasal secara tidak sengaja melalui pekerja di laboratorium China telah muncul kembali, kali ini dalam sebuah film dokumenter yang ditayangkan oleh TV Denmark pada hari Kamis 12 Agustus 2021.

China telah bereaksi keras terhadap setiap saran bahwa pandemi, yang telah menewaskan sedikitnya 4,3 juta orang sejak muncul di kota Wuhan pada Desember 2019 silam, disebabkan oleh malpraktik yang melibatkan salah satu laboratoriumnya.

Tetapi gagasan ini adalah bagian dari asumsi "kemungkinan", menurut kepala misi Organisasi Kesehatan Dunia yang menyelidiki asal-usul pandemi.

Baca Juga: Bebas dari Penjara, Pewaris Samsung Lee Jae Yong Ungkapkan Hal Ini

“Seorang karyawan laboratorium terinfeksi saat bekerja di gua kelelawar saat mengumpulkan sampel. Skenario seperti itu, meskipun merupakan kebocoran laboratorium, juga sesuai dengan hipotesis pertama kami tentang penularan langsung virus dari kelelawar ke manusia. Ini adalah hipotesis yang kami anggap mungkin," ujar Ilmuwan WHO Peter Ben Embarek seperti dikutip dari Aljazeera, Jumat 13 Agustus 2021.

Fase pertama studi WHO, yang dilakukan pada awal tahun, menyimpulkan pada 29 Maret bahwa hipotesis insiden laboratorium tetap "sangat tidak mungkin".

Namun, Embarek mengatakan sulit bagi timnya untuk mendiskusikan teori ini dengan para ilmuwan China.

Meski demikian, ilmuwan WHO itu mencontohkan, tidak ada satupun jenis kelelawar yang diduga menjadi reservoir virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang hidup di alam liar di wilayah Wuhan.

Baca Juga: Regulator Obat AS Hapus Suntikan Vaksin Dosis Ketiga untuk Orang dengan Gangguan Kekebalan Tubuh

"Satu-satunya orang yang mungkin mendekati kelelawar jenis ini adalah karyawan laboratorium kota," ujarnya.

WHO pada hari Kamis 12 Agustus 2021 waktu setempat, telah mendesak China untuk membagikan data mentah dari kasus Covid-19 paling awal untuk membantu penyelidikan asal-usul pandemi, dan merilis data untuk mengatasi teori kebocoran laboratorium.

Badan kesehatan global itu juga mendesak semua negara untuk mendepolitisasi pencarian asal-usul pandemi.

Dalam pernyataannya, WHO mengatakan pencarian asal-usul pandemi “tidak boleh menjadi latihan untuk menyalahkan, menuding atau menilai poin politik”.

Lama diejek sebagai teori konspirasi sayap kanan dan ditolak keras oleh Beijing, hipotesis kebocoran laboratorium telah mendapatkan momentum.

Baca Juga: Perang Berkecamuk di Afganistan, Negara Eropa Stop Deportasi Pengungsi

Penyelidikan terhadap teori tersebut dimulai dari mantan Presiden AS Donald Trump, dan penggantinya Joe Biden juga ingin melihat jalur penyelidikan ini tetap dilanjutkan.

Joe Biden telah memerintahkan peninjauan intelijen AS dan semakin banyak ilmuwan yang menyerukan penyelidikan independen dilakukan oleh pihak berwenang di luar WHO.

Jamie Metzl, yang menjabat sebagai dewan penasihat WHO tentang pengeditan genom manusia pun, telah memimpin upaya menyerukan penyelidikan independen tentang bagaimana Covid-19 ini berawal.

Ia menggambarkan komentar Embarek sebagai "pengubah permainan".

“Lebih penting lagi bahwa tim ahli internasional yang menyatakan dengan sangat percaya diri dalam acara pers Wuhan Februari bahwa asal laboratorium tidak mungkin percaya bahwa ini bukan masalahnya dan hanya berusaha menenangkan tuan rumah mereka yang berafiliasi dengan pemerintah China,” ujar Metzl.

Baca Juga: Bocorkan Informasi Rahasia, Rusia Tahan Kepala Penelitian Teknologi Hipersonik

Semua ilmuwan di tim yang dipimpin WHO disetujui oleh China dan agenda tim serta laporan akhir juga diperiksa oleh pemerintah China.

Embarek menyebut, bahwa tujuan kunjungan tim WHO adalah untuk “kolaborasi dan diskusi” dengan pemerintah China.

Dalam beberapa pekan terakhir, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengakui bahwa terlalu dini untuk mengesampingkan kemungkinan kebocoran laboratorium sebagai sumber Covid-19. Sehingga, ia meminta China untuk lebih transparan tentang hari-hari awal pandemi. .

“Saya sendiri adalah seorang teknisi laboratorium. Saya seorang ahli imunologi dan saya telah bekerja di laboratorium dan kecelakaan laboratorium terjadi," ujar Tedros.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x