Lawan Rusia, Jerman Berupaya Gandeng India untuk Dijadikan Sekutu Negara Barat

- 28 Februari 2023, 15:46 WIB
Jerman berupaya menjadikan India sebagai sekutu negara Barat dengan tujuan untuk melawan Rusia yang menginvasi Ukraina
Jerman berupaya menjadikan India sebagai sekutu negara Barat dengan tujuan untuk melawan Rusia yang menginvasi Ukraina /Ingo Joseph/Pexels

India juga tampaknya tidak memiliki rencana untuk menggunakan jabatannya sebagai ketua G20, sebuah kelompok yang terdiri dari negara-negara industri dan negara berkembang utama di dunia, untuk mendorong perdebatan mengenai sanksi-sanksi baru terhadap Rusia. Beberapa pejabat pemerintah India menegaskan hal ini dalam wawancara dengan kantor berita Reuters. India telah secara signifikan memperluas impor minyaknya dari Rusia sejak perang dimulai.

Kini, kunjungan Kanselir Olaf Scholz merupakan sebuah upaya untuk membawa India lebih dekat dengan Barat. Namun pemerintah Jerman tidak mengharapkan perubahan total dan tidak berencana untuk membuat deklarasi bersama mengenai perang di Ukraina yang akan ditandatangani selama kunjungan Scholz.

"Intinya adalah bahwa kita harus terus mempromosikan posisi kita, pandangan kita mengenai konflik ini," kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit pekan ini. Tujuannya, katanya, adalah menggunakan argumen-argumen untuk membantah narasi-narasi dari pihak Rusia.

Baca Juga: Konflik Laut China Selatan : Imbangi Dominasi Beijing, Filipina Mendekat ke AS dan Jepang

Ilmuwan politik Amrita Narlikar melihat banyak ruang untuk negosiasi, tetapi skeptis bahwa Scholz akan menggunakannya. Karena, untuk membawa India sedikit lebih dekat dengan posisi Eropa, ia harus memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang budaya negosiasi India, kendala yang dihadapi India di wilayahnya, serta harapan dan aspirasi rakyatnya.

Ia tidak melihat Scholz dan pemerintahannya tertarik untuk membahas hal ini secara rinci.

"Scholz juga tampaknya tidak merefleksikan sinyal-sinyal yang ia kirimkan kepada negara-negara Selatan, termasuk India, melalui kesediaannya untuk terus melakukan kesepakatan dengan Cina," tambahnya.

Betapa sulitnya bagi kanselir Jerman untuk memenangkan hati beberapa negara netral dalam konflik Rusia-Ukraina sudah terlihat di Brasil beberapa minggu yang lalu. Presiden Jair Bolsonaro yang berhaluan populis sayap kanan telah dilengserkan dari jabatannya, dan kanselir Jerman berharap dapat mempengaruhi penggantinya, Luiz Inacio Lula da Silva yang berhaluan sosialis, untuk berpihak pada Barat.

Namun, Lula terus menolak sanksi terhadap Rusia. Scholz juga mendapat penolakan dari Presiden Brasil sebagai tanggapan atas permintaannya untuk pasokan amunisi untuk tank flak Gepard Jerman yang dikirim ke Ukraina.***

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x