Ambisi Kuasai Luar Angkasa pada 2030, China Buka Kerjasama untuk Misi ke Bulan

- 4 Oktober 2023, 01:57 WIB
Pesawat antariksa China mendarat di bulan.
Pesawat antariksa China mendarat di bulan. /pixabay.com/Ponciano

WARTA PONTIANAK - China yang berambisi menjadi kekuatan utama luar angkasa pada 2030 mendatang, membuka kerja sama internasional untuk misi pergi ke Bulan bersama yang ditempuh ketika upaya membangun habitat permanen di kutub selatan Bulan semakin dekat terwujud.

China menyambut baik negara-negara dan organisasi internasional dalam misi tanpa awak Chang'e-8 dan untuk bersama-sama melaksanakan proyek "tingkat misi", kata Badan Antariksa Nasional China (CNSA) dalam Kongres Astronautika Internasional ke-74 di Baku, Azerbaijan, pada Senin 2 Oktober 2023 waktu setempat.

Menurut situs web CNSA, proyek tingkat misi ini membuat China dan mitra-mitra internasionalnya dapat meluncurkan dan mengoperasikan pesawat ruang angkasanya, melakukan "interaksi" antar pesawat ruang angkasa, dan bersama-sama menjelajahi permukaan bulan.

Baca Juga: Sungguh Brutal! Badan Penyelidikan PBB Temukan Rusia Siksa Warga Ukraina hingga Tewas

Mitra-mitra internasional juga dipersilakan "membonceng" dalam misi Chang’e-8 dan secara mandiri menyebarkan modulya sendiri setelah pesawat ruang angkasa China mendarat, kata CNSA.

Pihak yang tertarik harus menyerahkan surat pernyataan minat kepada CNSA paling lambat 31 Desember 2023. Seleksi akhir proposal dilakukan September 2024.

Misi Chang'e-8 akan menyusul misi Chang'e-7 pada 2026 yang juga berusaha mencari sumber daya bulan di kutub selatan Bulan.

Kedua misi bakal menjadi fondasi bagi pembangunan Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) yang dipimpin Beijing pada 2030-an.

Baca Juga: Ruang Sidang PBB Didekorasi dengan Simbol LGBT, Presiden Turki Erdogan merasa Tak Nyaman

China, yang mengerahkan wahana tak berawak ke Bulan dalam misi Chang'e-5 pada 2020, berencana mengirimkan wahana tak berawak Chang'e-6 ke sisi jauh Bulan pada paruh pertama 2024 guna mengambil sampel tanah.

China berencana mendaratkan astronot di Bulan pada 2030.

Lini masa China untuk membangun pos terdepan di kutub selatan Bulan bertepatan dengan program Artemis yang lebih ambisius dan canggih yang dirancang NASA, yang memanggul misi mengembalikan astronot AS ke permukaan Bulan pada Desember 2025, bila tidak ada penundaan.

Dalam misi Artemis 3 pada 2025, dua astronot AS mendarat di kutub selatan Bulan, wilayah yang sebelumnya belum pernah dikunjungi manusia. Terakhir kali manusia menginjakkan kaki di Bulan adalah pada 1972 melalui program Apollo AS.

Misi berawak Artemis 4 dan 5 masing-masing dilaksanakan pada 2027 dan 2029.

Baca Juga: Gagal Jamin Keamanan Nagorno-Karabakh, Rusia Disalahkan Perdana Menteri Armenia

NASA dilarang oleh undang-undang AS untuk berkolaborasi dengan China, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada September, 29 negara, termasuk India yang Agustus lalu sukses mendaratkan wahana di dekat kutub selatan Bulan, telah menandatangani Artemis Accords, yang merupakan perjanjian rancangan NASA dan Departemen Luar Negeri AS yang memuat norma-norma perilaku di luar angkasa dan pada permukaan bulan.

China dan Rusia tidak menandatangani perjanjian tersebut.

China, untuk program misinya sendiri di  Bulan, sejauh ini hanya diikuti Rusia dan Venezuela.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah