Joe Biden Tegaskan akan Akhiri Perang Arab Saudi

- 13 November 2020, 06:00 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden. //Instagram.com/@joebiden/

WARTA PONTIANAK - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden sebelumnya telah memperjelas masalah perang di kawasan Arab Saudi dan Yaman.

Sebelum terpilih jadi Presiden AS, Biden pernah mengatakan bahwa Arab Saudi memiliki nilai penebusan sosial yang sangat kecil.

Pasalnya, Riyadh telah membunuh anak dan orang-orang tak berdosa di Yaman, dan itu adalah negara Paria yang merupakan negara di bawah pemerintahan Amerika.

Pada bulan Oktober 2020 lalu, Biden menegaskan bahwa dalam pemerintahannya, Amerika akan mengakhiri hubungan perang dengan Arab Saudi di Yaman, dan memastikan Amerika tidak menjual senjata atau membeli minyak.

Baca Juga: Terkait Persoalan dengan Pemerintahan Trump, TikTok Minta Pengadilan AS Turun Tangan

“Di bawah pemerintahan Biden-Harris, kami akan menilai kembali hubungan kami dengan Kerajaan Arab Saudi, mengakhiri dukungan AS untuk perang Arab Saudi di Yaman, dan memastikan Amerika tidak memeriksa nilainya di pintu untuk menjual senjata atau membeli minyak,” ujar Biden pada Oktober lalu.

Bahasa yang kuat itu digaungkan oleh Partai Demokrat yang lebih luas. Hanya dalam seminggu terakhir, Perwakilan AS, Ro Khanna dalam unggahan Twitter miliknya menyebut bahwa dalam hal ini Demokrat akan berhenti mendanai perang Arab Saudi di Yaman.

 “Demokrat akan berhenti mendanai perang Saudi di Yaman", tulis Ro Khanna dalam unggahan Twitter miliknya, sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-pangandaran.com dalam artikel, "Biden Janji Setop Danai Perang Arab Saudi di Yaman, Pengamat: Dia Menentang Demokrat, karena..".

Alasan dorongan untuk menghukum Arab Saudi di sisi Demokrat ini telah jelas bahwa perang dengan biaya kemanusiaan yang terus berlanjut di Yaman sepanjang urusan tersebut, seperti pembunuhan pembangkang Saudi, Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018, dan dukungan terbuka pemerintahan Trump untuk Arab Saudi.

Halaman:

Editor: Suryadi

Sumber: pangandaran pikiran rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x