Seorang Polisi di Kapuas Hulu Dianiaya Sejumlah Pemuda karena Tolak Berjoged di Acara Pernikahan

30 Mei 2021, 08:58 WIB
Ilustrasi pengeroyokan /Sumber: Pikiran Rakyat/

WARTA PONTIANAK  - Sedikitnya 4 pemuda Kampung Prajurit Kelurahan Hilir Kantor Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat diamankan Satuan Reskrim Polres Kapuas Hulu, Jumat 28 Mei 2021. 4 pemuda yang diamankan tersebut diantaranya AD, DA, DR dan EK. 

Baca Juga: Penanganan Covid 19, Pemkab Kapuas Hulu Minta Bantuan Batalyon

Keempat pemuda ini diamankan polisi karena diduga terlibat pengeroyokan terhadap seorang Polisi bernama Bripda Munzirin yang diketahui sebagai Bhabinkamtibmas di wilayah tersebut saat menjalankan tugas, Kamis 27 Mei 2021 sekitar pukul 23.00 Wib. 

Atas kasus dugaan pengeroyokan ini, warga kampung Prajurit berharap kasus ini diselesaikan secara mediasi, dan tidak dibesar-besarkan.

Kasat Reskrim Polresa Kapuas Hulu, IPTU Moh Imam Reza menyampaikan, awal mula terjadinya pengeroyokan terhadap anggota polisi tersebut bermula saat anggota polisi itu sedang menjalankan tugasnya di jalan Patimura Kampung Prajurit yang saat itu ada pesta pernikahan.

Baca Juga: Dandim Ingatkan Koramil Cepat Lakukan Contact Tracing Warga Terpapar Covid 19

"Setelah itu Bripda Munzirin berkordinasi di acara pernikahan di Kampung Prajurit untuk menanyakan kepada panitia kapan berakhir acara Orgen Tunggal (OGT) pernikahan tersebut. Namun ketika itu Bripda Munzirin ditarik untuk berjoget bersama warga,” katanya, Sabtu 29 Mei 2021.

Saat ditarik salah satu warga kata Reza, Bripda Munzirin menolak ajakan berjoget di acara pernikahan tersebut. Disaat Bripda Munzirin menolak ajakan itulah, tiba-tiba ada seseorang yang meninjunya sehingga mengenai tubuhnya.

"Setelah itu ada seseorang pria yang melerai, setelah dibawa sampai 10 meter dari lokasi pernikahan, tiba-tiba ada warga lain yang menghantamnya dengan menggunakan piring kaca dan ditangkisnya sehingga membuat tangan kirinya terluka,” ujar Reza.

Atas kejadian pengeroyokan tersebut, kata Reza, Bripka Munzirin membuat laporan ke Polres Kapuas Hulu, Jumat 28 Mei 2021.

Baca Juga: 13 Desa di Danau Sentarum Penghasil Madu

Dari laporan itu, anggota dari Satuan Reskrim Polres Kapuas Hulu pun bergerak untuk melakukan pengawasan, atau penangkapan terhadap sejumlah warga Kampung Prajurit yang diduga melakukan pengeroyokan kepada polisi tersebut.

"Namun dari hasil koordinasi, pihak keluarga terduga pelaku menyerahkan langsung ke polisi.  Saat ini mereka pun masih dalam proses dimintai keterangan,” jelasnya.

Sementara itu M. Barry Fernando Ketua Anak Keluarga Besar Kampung Prajurit (AKBP) menyampaikan, dirinya sangat menyayangkan kenapa terjadi perkelahian antar warga dengan polisi disaat hari bahagia.

"Terhadap kasus ini, kami mengupayakan proses mediasi antara kedua belah pihak. Kalau pun kasus ini tetap lanjut, proses hukum tetap kami taati dan kami akan kooperatif," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Nando ini mengatakan, sebagai warga negara yang baik tentunya pihaknya akan taat pada hukum.

Baca Juga: Tumenggung dan Punggawa Harus Sinkron dengan Pemerintahan Desa

"Tapi saya tegaskan hukum harus adil, karena kita sebagai warga negara punya hak-hak dan kedudukan yang sama di mata hukum,”ucapnya. 

Lanjut Nando, pada kejadian keributan kemarin, dirinya sangat menyayangkan etika seorang Bhabinkabtimas yang tidak ada koordinasi dengan Lurah dan RT selaku mitra kerja.

"Bhabinkamtibmas inikan masih baru bertugas disini. Sayangnya saat bertugas di Kampung Prajurit yang bersangkutan tidak ada izin lapor kepada pihak  terkait seperti Lurah dan RT. Sehingga Bhabinkamtibmas ini tidak dikenal dilingkungan sekitar,” jelasnya.

Sementara itu Andi Ketua RT 02 RW 02 Kampung Prajurit Kelurahan Hilir Kantor menyampaikan, dirinya tidak mengenal jika Polisi itu seorang Bhabinkamtibmas. 

"Ketua adat dan Lurah saja tidak kenal dengan polisi tersebut," ujarnya.

Andi juga sangat menyayangkan terhadap Polisi yang bertugas tersebut, karena dianggapnya kurang memiliki etika yang baik sehingga keributan pun terjadi.

"Seorang polisi yang baik itu apalagi jika dia seorang Bhabinkamtibmas itu memperkenalkan diri dan lapor kepada RT. Kalau Bhabinkamtibmas dulu memperkenalkan diri ke RT dan lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Dandim 1206 Putussibau Terima Penghargaan Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik TMMD 110

Saat kejadian itu kata Andi, dirinya melihat ada warganya sedang berbicara dengan Polisi. Tiba – tiba polisi tersebut menanyakan siapa ketua panitia dalam acara pernikahan tersebut. Namun saat itu warga pun mengajak Polisi itu untuk berjoget.

"Melihat suasana saat itu sudah tidak nyaman dan tidak kondusif, saya menyuruh Polisi itu untuk pulang agar tidak terjadi keributan. Namun tidak dihiraukan sehingga tak lama terjadi keributan,”ujarnya.

Lanjut Andi, jika saat itu Polisi ini berkoordinasi dengan baik dan memiliki etika yang bagus, dipastikan kemarin itu tidak akan ada keributan yang terjadi.

Sementara itu Ferry orang rua dari DA menyampaikan, dirinya tidak mengira keributan antar warga dan Polisi yang melibatkan anaknya ini bisa terjadi karena saat itukan suasana lagi bahagia karena adanya pesta pernikahan. 

"Terlepas dari salah atau benar, saya sangat menyayangkan kejadian ini. Kita tetap merasa salah, jika memang anak saya melakukan pemukulan kepada polisi. Tapi saya tidak tahu apakah anak saya ikut memukul atau tidak," ujarnya.

Ferry mengaku saat kejadian keributan tersebut, dirinya memang berada dilokasi tersebut, namun dirinya tidak melihat langsung keributan tersebut, namun informasinya anaknya itu hanya melakukan penarikan kepada Polisi untuk berjoget.

Baca Juga: Babak Baru Penangkapan Penjual Minol, Kuasa Hukum Ajukan Gugatan PraPeradilan

Menurut Ferry, dirinya tahu kejadian ini setelah seorang polisi ini diamankan dirumah warga. Sebagai keluarga dari tuan rumah yang menggelar hajatan, dirinya melihat polisi yang diamankan tersebut terluka, namun kondisi saat itu masih memanas.

"Anggota Polisi ini masih ngotot minta datangkan orang-orang yang telah mengeroyoknya. Namun karena kondisi masih panas saya minta untuk besok saja penyelesaiannya agar tidak terjadi bentrok,”jelasnya.

Namun sayangnya kata Ferry, anggota polisi terus mengotot agar orang yang memukulnya didatangkan sebelum matanya kabur.

"Kasus inikan akan tetap diselesaikan tapi besok. Karena malam itu suasananya masih panas. Saya tak ingin malam itu terjadi keributan dan lain sebagainya,”ucapnya.

Namun dari Polisi saat itu tetap mendesak sehingga akhirnya dirinya pulang kerumah. Namun tak lama kemudian polisi ramai datang, jumlahnya lebih dari 30 orang.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu 30 Mei 2021 Capricorn,Aries, Gemini, Leo, Sagitarius: Jujurlah pada Diri dan Pasangan

'Saat itu pun terjadi lagi keributan, banyak polisi yang menuju pentas dan main tunjuk saja orang yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap polisi sebelumnya. Namun saya tetap menenangkan warga agar tidak terprovokasi,” jelasnya.

Lanjut Ferry, dirinya sangat menyayangkan oknum polisi ada melakukan penamparan terhadap warga Kampung Prajurit yakni AD.

''Padahal si AD inikan tidak melakukan pemukulan kepada Polisi sebelumnya sehingga dari keluarga AD ini tidak terima dan ikut memukul polisi. Tak lama suasana mulai kondusif," ujarnya.

Menurut Ferry, hal ini sangat disayangkan karena dalam masalah ini bukan sifat polisinya yang muncul, namun premanisme seorang polisinya yang timbul.

"Coba saja kita berandai-andai jika petugas polisi yang datang tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam menegur soal Prokes pada acara pernikahan itu, kenapa tidak dari awal dibubarkan. Padahal juga acara pernikahan ini sudah diberitahukan kepada Polsek setempat dan Prokes pun sudah dilaksanakan,”kesalnya.

Saat ini kata Ferry perkembangan kasus anaknya dengan teman-temannya pun, pihaknya tetap mengikuti proses hukum yang ada.

"Sabtu pagi kami terima surat penahanan 4 orang tersebut. Anak kami sudah dipindahkan ke Polsek Putussibau Selatan.  Tetapi ketika kami berniat untuk menjenguk mereka, namun tidak diperbolehkan dengan alasan yang tidak jelas. Namun untuk mengantar makanan diperbolehkan,”ujarnya.

Sebagai orang tua, Ferry berharap masalah ini dapat diselesaikan secara mediasi musyawarah dan mufakat.

Baca Juga: Gitaris Slank Abdi Negara Diangkat Jadi Komisaris Telkom, Netizen: Akhirnya Dapat Jatah

"Masyarakat dan aparat ini janganlah dibentrokan. Karena takutnya jika tidak ada penyelesaian dengan baik, kami pun merasa tidak aman, saya khawatir kedepannya adalagi kejadian-kejadian seperti ini. Kami lebih cinta damai,” tutupnya.***

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler