Proyek Siluman Diduga Menjadi Salah Satu Penyebab Banjir di Jalan Gunung Sari Singkawang

23 Agustus 2022, 20:20 WIB
Sepanjang Jalan Gunung Sari, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat digenangi air bah /Mizar/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK – Proyek siluman yang diduga merupakan proyek APBD Provinsi Kalimantan Barat diduga menjadi penyebab sepanjang Jalan Gunung Sari, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat digenangi air bah.

Diduga proyek tersebut merupakan proyek yang memiliki kepentingan pribadi. Lantaran terdapat sebuah rumah singgah tepat di ujung jalan proyek tersebut.

"Gunung Sari diduga merupakan kawasan hutan lindung, Lantas kenapa tiba-tiba beberapa bulan yang lalu terdapat proyek yang tidak jelas peruntukannya," kata Penggiat Lingkungan Hidup dan Konservasi Kota Singkawang, Hatta Yudistira yang juga merupakan warga setempat.

Dia mengatakan, jika proyek tersebut merupakan kegiatan Dinas Provinsi Kalbar sejak setahun yang lalu.

"Tidak tahu dinas apa, yang jelas kegiatan dari Provinsi Kalbar," katanya.

Hatta mengatakan, sejak awal proyek tersebut sudah tidak ada plang.

"Tidak jelas proyek apa dan peruntukannya untuk apa. Dan warga tidak pernah tahu, karena memang tidak ada koordinasi sebelumnya baik ke RT dan warga," ujarnya.

Ditambah lagi, si pembangun memasukan alat Excavator ke lokasi secara diam-diam, bahkan pada malam hari.

Baca Juga: Intensitas Hujan Tinggi, Jalan Penghubung Menuju Perbatasan Negara di Kapuas Hulu Terendam Banjir

"Pernah saya tanya, tapi operator yang bersangkutan tidak bisa menjelaskan untuk apa," ungkapnya.

Menurutnya, proyek tersebut diduga menjadi salah satu penyebab banjir di pemukiman warga Jalan Gunung Sari.

"Mengakibatkan banjir air bah bercampur lumpur dan tanah kuning. Sudah beberapa kali kami terima dampaknya. Bahkan banjir sampai masuk ke rumah-rumah warga dan meluap ke jalan seperti pada Minggu 21 Agustus 2022," katanya.

Diungkapkan dia, kejadian pertama kali banjir usai proyek tersebut dibangun pada 13 Februari 2022

"Pada waktu itu lebih parah, karena ada saluran yang sengaja disumbat oleh si pembangun. Banjir sampai masuk ke dalam rumah warga. Kalau tidak salah kurang lebih 8 sampai 10 rumah warga yang terdampak parah dan air bah bercampur lumpur meluap sampai ke Jalan Ponegoro dan A Yani," jelasnya.

Baca Juga: Hujan Lebat 3 Hari Berturut Turut, Banjir dan Tanah Longsor Landa Bengkulu Utara

Jangankan hujan lebat, hujan dengan intensitas sedang saja bisa banjir.

"Apalagi seperti hujan lebat pada Minggu 21 Agustus 2022 kemarin. Tidak sampai 2 jam sudah banjir besar," katanya.

Sementara Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Singkawang, Dian Wan Fardiansyah mengatakan, jika pihaknya tidak bisa menentukan apakah si pembangun melanggar aturan atau tidak, sebelum dipastikan apakah kawasan tersebut masuk hutan lindung atau bukan.

Sedangkan mengenai dampaknya ke lingkungan, seperti menimbulkan banjir. Untuk itu, dia mengingatkan kepada si pembangun agar betul-betul mengelola bangunan tersebut agar tidak berdampak.

Baca Juga: Akibat Banjir, Ratusan Kendaraan Tertahan di Jalur Trans Sulawesi

"Jika memang ada pengaduan dari masyarakat mengenai dampak lingkungan, tentunya akan kita fasilitasi untuk penyelesaiannya," katanya.

Tapi sebelumnya, pihaknya akan melakukan kroscek terlebih dahulu di lapangan untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya.

"Benar tidak penyebabnya dari proyek tersebut," tutupnya. ***

Editor: Yuniardi

Tags

Terkini

Terpopuler