Ikatan Pesantren Indonesia Kalbar Kecam Radikalisme dan Intoleran di Indonesia

- 5 Desember 2020, 17:51 WIB
Ikatan Pesantren Indonesia Kalbar saat menyatakan sikap mengecam Radikalisme dan Intoleran di Indonesia
Ikatan Pesantren Indonesia Kalbar saat menyatakan sikap mengecam Radikalisme dan Intoleran di Indonesia /Humas IPI Kalbar/

WARTA PONTIANAK – Ikatan Pesantren Indonesia Kalimantan Barat mengecam segala bentuk tindakan radikalisme dan intoleran yang mengancam keutuhan kehidupan berbangsa dan beragama di Indonesia.

Kecaman tersebut disampaikan melalui pernyataan sikap yang disampaikan sejumlah perwakilan pengurus pondok pesantren, yang digelar pondok pesantren Anta Al-Amin, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu 05 Desember 2020.

Adapun isi dari pernyataan sikap Ikatan Pesantren Indonesia Kalimantan Barat yaitu, mengutamakan terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa, menolak segala bentuk tindakan radikalisme dan intoleran oleh pihak manapun yang menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.

Baca Juga: Tolak Ormas Radikal, Forkopimda dan Masyarakat Landak Menyatakan Sikap Jaga Kedaulatan NKRI

“Perbedaan itu jika kita mengaturnya dengan baik, maka perbedaan itu akan menjadi indah, agar kedepannya bisa memperkuat Ukhuwa Islamiyah yang berarti hubungan yang dijalin dengan rasa cinta dan disadari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu bangunan yang kokoh,” ujar K.H Zuhdi MZ, selaku Ketua Ikatan Pesantren Indonesia Kalimantan Barat.

Dijelaskannya, ancaman Radikalisme hendaknya jangan dijadikan momok yang menakutkan dari Islam. Akan tetapi, umat perlu mengupayakan agar Islam benar-benar agama rahmatan lil alamin.

Sikap penolakan terhadap radikalisme dan intoleran juga secara tegas diambil oleh seluruh pengurus Ikatan Pesantren Indonesia yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga: Cegah Paham Radikal, PLN Gandeng BNPT

“Jadi sikap ini juga kompak disuarakan oleh masing - masing pengurus daerah di Indonesia, kita semua bergabung dan satu suara menuju islam rahmatan lil alamin,” bebernya.

Zuhdi menyampaikan, pesantren adalah garda terdepan untuk menjawab tantangan melawan radikalisme dan intoleransi.

"Kita semua merasakan, radikalisme dan intoleran semakin mengancam keutuhan dan kerukunan di Indonesia. Oleh karena itu, sejak awal saya mendukung berdirinya Ikatan Pesantren Indonesia, karena saya sangat menyadari posisi pesantren sebagai garda terdepan untuk menjawab tantangan yang kita hadapi," tambahnya.

Baca Juga: Muda Harapkan Lulusan Pondok Pesantren Bisa Berwirausaha

Selain radikalisme dan trans-ideologi, Zuhdi juga melihat beberapa tantangan saat ini dan ke depan. Tantangan pertama, pemberdayaan ekonomi pesantren dan masyarakat. Untuk memperkuat ekonomi umat, diperlukan upaya pemberdayaan ekonomi pesantren. Di samping dibekali ilmu pengetahuan agama, para santri juga dibekali kemampuan mengakses ekonomi.

Tantangan selanjutnya adalah masalah nasionalisme. Tidak bisa dipungkiri, katanya, Indonesia menghadapi globalisasi yang menyebabkan masyarakatnya mudah terpengaruh ideologi selain Pancasila.

Hal tersebut menjadi tantangan bagi IPI agar bisa ambil bagian meningkatkan nasionalisme yang berpegang pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga: Penerapan Protokol Kesehatan di Pondok Pesantren Bisa Jadi Percontohan

Selain menyatakan sikap penolakan terhadap aksi radikalisme dan intoleran, Ikatan Pesantren Indonesia juga secara tegas mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“IPI juga secara terbuka mendukung upaya pemerintah untuk mengambil kebijakan dalam penanganan Covid-19. Kita ketahui bersama wabah ini sudah membuat kesusahan bagi seluruh masyarakat, termasuk di Kalimantan Barat. Untuk itu kami juga mengajak masyarakat untuk ikut mendukung pemerintah,” tutupnya. ***

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x