Bergantung pada Budidaya Kratom, Buyung : Kalau di Stop Kapuas Hulu Hancur

- 14 Desember 2020, 11:45 WIB
Buyung saat menunjukan daun kratom yang sudah di panen dan sedang dijemur
Buyung saat menunjukan daun kratom yang sudah di panen dan sedang dijemur /Yapi Ramadhan/Warta Pontianak

Satu juta rupiah perbulan tersebut dia dapati dari 135 pohon Kratom yang ditanamnya di sekitar perkarangan rumahnya. Tak begitu banyak, akan tetapi dengan memanfaatkan daun dari pohon kratom tersebut bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan bagi masyarakat di Kecamatan Bunut Hilir.

“135 pohon jak,” sambung Buyung.

Bukan mengambil dari hutan liar di sekitar daerahnya, akan tetapi membeli dari orang lain lagi. Tidak masalah bagi nya demi menyambung hidup.

Baca Juga: [Pilkada 2020] Hamdi Jafar : Kratom Membantu Mengurangi Abrasi

“Beli bibit mulai dari Rp3 Ribu, sekitar satu jengkal tinggi nya,” ujarnya sembari mengusap keringat didahi nya.

Dijelaskannya, ada tiga macam daun pada pohon kratom. Ada daun yang berwarna merah, ada pula yang berwarna hijau serta pohon kratom yang daunnya berwarna biru.

“Saya punya yang warna hijau, kalau yang merah agak kurang,” bebernya.

Kesal, seperti itulah ekpresi yang diungkapkannya ketika ditanya soal kratom yang tidak boleh diproduksi lagi pada tahun 2023 mendatang.

Baca Juga: Diperlukan Kajian Mendetail, Guna Melegalkan Kratom Kapuas Hulu

Menurutnya, Kabupaten Kapuas Hulu akan hancur. Ini dikarenakan mayoritas masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu bergantung pada budidaya kratom.

Halaman:

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah