WARTA PONTIANAK – AG, salah seorang dari 10 orang yang diamankan saat terjaring razia prostitusi online menuturkan, dirinya memasang tarif ke pelanggan sebesar Rp700 ribu untuk sekali kencan.
“Saye biasenye pasang tarif Rp700 ribu sekali main (kencan), tapi kadang juga tamu minta harga kurang (nego), jadi habis-habisnya Rp500 ribu tapi tetap saya layani,” ujarnya saat diwawancarai awak media di Mapolsek Pontianak Selatan, Sabtu 6 Januari 2021.
Tak hanya itu, warga luar Kota Pontianak ini sudah 3 minggu berada di Kota Pontianak mengakui menjual jasa kepada lelaki hidung belang jika ada keperluan mendesak. Dan selama berada di ibukota Provinsi Kalimantan Barat ini, AG menyewa rumah kost.
Baca Juga: Kembali, 10 Orang Jaringan Prostitusi Online Diamankan, 5 Diantaranya Masih di Bawah Umur
Baca Juga: 17 Anak Terjaring Razia Prostitusi Online, ST: Baru Semalam Tidur di Hotel, Belum ‘Layani’ Tamu
“Kadang jika butuh duit saja, saya buka layanan. Dan saya menawarkan jasa melalui aplikasi, tapi sekali lagi jika saya butuh uang saya buka layanan, karena biasanya mama (ibu) minta kirimin duit,” paparnya.
AG menceritakan, jika awalnya saat berada di Kota Pontianak dirinya sempat bekerja, namun dirinya sudah berenti lantaran bos tempat pengisian minyak eceran selalu berlaku genit kepada dirinya.
“Dulu saya kerja di salah satu pengisian BBM eceran, dan orang tua saya tahu jika saya bekerja disitu. Sehingga saya kerja begini untuk mengirimkan orang tua uang. Disamping itu faktor tekanan dari istri bos lama, membuat saya berhenti dari pekerjaan lama,” tambahnya.