WARTA PONTIANAK – Pembelajaran dengan metode jarak jauh atau daring memang dirasakan tidak efektif bagi murid, bahkan guru pun juga turut merasakan hal yang sama.
“Menurut saya yang namanya daring ini termasuk kebiasaan baru, tetaplah pasti ada kendala. Jangankan di sekolah, pemerintah saja tetap menemukan kendala,” ungkap Waka Kesiswaan SMAN 4 Pontianak, Nurdianingsih.
Kendalanya yakni, guru tidak bisa berinteraksi langsung dengan murid. Sehingga, ‘chemistry’ antara guru dan murid tidak terbangun dengan baik.
Baca Juga: Dibanding Belajar Daring, Guru SMAN 4 Pontianak Lebih Senang Pembelajaran Tatap Muka
Baca Juga: Serap Aspirasi Masyarakat di Ketapang, Cornelis: Sinyal Tak Ada, Siswa Sulit Belajar Daring
“Kendalanya pasti ada. Jika secara daring kita tidak bisa berinteraksi secara langsung. Kendati secara virtual dan bisa berinteraksi tatap muka, namun chemistry kurang didapat, tidak seperti tatap muka langsung,” ungkapnya.
Dirinya menyampaikan, pada saat pembelajaran secara daring, guru dituntut untuk membuat inovasi dalam melakukan metode pembelajaran agar para muridnya tidak merasakan bosan.
“Dalam hal ini, guru harus pintar-pintar memilih metode pembelajaran dan media pembelajaran, agar anak-anak tidak bosan. Jadi meskipun daring tetapi kesannya tetap sama dengan tatap muka,” kata Nurdianingsih.
Baca Juga: Siswa Kelas IX Gembira Pemerintah Berlakukan Sekolah Tatap Muka, Firdaus: Bosan Belajar Daring