“Ada apa di balik semua ini Pak Midji," cecarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, selama ini jika Sutarmidji marah kepada bawahan dan selalu mengatakan anak buahnya kerja ‘Merampot’ (bohong,red), sebenarnya yang kerja ‘merampot’ itu adalah Sutarmidji sendiri.
"Saya tegaskan Sutarmidji yang kerjanya merampot," katanya.
"Kami masyarakat disini baru mengetahui perubahan nama pelabuhan ini, dua hari sebelum diresmikannya pelabuhan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Sebenarnya Pak Midji harus bijak dan sosialisasikan dulu. Jangan semau dirinya merubah nama pelabuhan," tegasnya.
Dirinya bersama warga Sungai Kunyit yang lainya tetap akan memperjuangkan dan mempertahankan nama Pelabuhan Kijing bukan Pelabuhan Tanjungpura sesuai dengan apa yang sudah disepakati.
"Kita tetap lakukan aksi, apabila nama pelabuhan akan diganti menjadi Pelabuhan Tanjungpura. Mudah-mudahan masalah ini didengar Sutarmidji selaku Gubernur atau pribadi," ujarnya.
Dilain pihak, Tokoh Masyarakat Sungai Kunyit, Andi Fatiwan juga menolak atas pergantian nama Pelabuhan Kijing menjadi Pelabuhan Tanjungpura.
Dirinya berharap, sebelum diresmikan nama pelabuhan tetaplah dengan nama Pelabuhan Internasional Terminal Kijing, karena dari dulu hingga proses pembangunan proyeknya berjalan dari nol hingga hampir rampung didalam kontrak kerja tender proyek, tak ada yang namanya Pelabuhan Tanjungpura namun tetap Pelabuhan Internasional Kijing.